Meski permintaan turun pada Januari sampai April 2019, namun pemimpin pasar kendaraan niaga di Indonesia, Mitsubishi Fuso optimistis penjualannya tetap bakal tumbuh lima persen sampai akhir tahun 2019.
“Saya yakin permintaan pasar akan tumbuh pada semester II, karena permintaannya ada. Pasar hanya ‘menunggu’ situasi politik kondusif,” kata Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB) Duljarmono, pada buka puasa bersama dengan media, di Jakarta, Kamis.
KTB sebagai distributor resmi truk dan bus Mitsubishi Fuso, mengalami penurunan penjualan sekitar 19 persen pada Januari-April 2019 menjadi 13.432 unit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Duljatmono mengakui hingar bingar politik dan pemilu legislatif dan presiden cukup mempengaruhi konsumen membeli kendaraan niaga. “Mereka ‘wait and see’,” ujarnya.
Dampaknya, tidak hanya penjualan Mitsubishi Fuso saja yang turun, penjualan kendaraan niaga dari berbagai merek secara nasional juga turun sekitar 16,3 persen, kata Duljatmono.
Namun ia optimistis permintaan pasar kendaraan niaga bakal bangkit pada semester II 2019, seiring dengan kepastian politik yang akan menggerakkan kembali pembangunan proyek-proyek infrastruktur, logistik, dan produksi dari agribisnis terutama minyak sawit mentah ( CPO).
“CPO itu pembangkit pertumbuhan ekonomi di daerah terutama di Sumatera dan Kalimantan. Pada Juli biasanya produksi CPO naik, dan dampaknya mereka beli kendaraan,” kata Duljatmono.