Kementerian Perindustrian terus mendorong realisasi dari komitmen investor sektor industri, yang telah menyatakan minat menanamkan modal di Indonesia, karena berdampak luas terhadap peningkatan penerimaan devisa, kapasitas produksi, dan penyerapan tenaga kerja.
“Untuk itu, pemerintah bertekad semakin menjaga iklim investasi yang kondusif serta memberikan kemudahan izin usaha. Selain itu, juga telah memfasilitasi melalui pemberian insentif fiskal maupun nonfiskal,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menperin menyampaikan industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menyumbang cukup signfikan bagi total investasi di Indonesia.
Pada triwulan I 2019, industri pengolahan nonmigas berkontribusi sebesar 18,5 persen atau Rp16,1 triliun terhadap realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Adapun tiga sektor yang menunjang paling besar pada total PMDN tersebut pada tiga bulan awal tahun ini, yakni industri makanan yang menggelontorkan dana mencapai Rp7,1 triliun, disusul industri logam dasar Rp2,6 triliun dan industri pengolahan tembakau Rp1,2 triliun.
Selanjutnya, industri manufaktur juga menyetor hingga 26 persen atau 1,9 miliar dolar AS terhadap realisasi penanaman modal asing (PMA).
Tiga sektor yang menopangnya, yaitu industri logam dasar sebesar 593 juta dolar AS, diikuti industri makanan 376 juta dolar AS serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 217 juta dolar AS.
Airlangga optimistis, dengan terciptanya kondisi ekonomi, politik, dan keamanan yang tetap stabil dan terkendali, akan mendukung berjalannya aktivitas usaha atau perindustrian semakin agresif.