Direktur Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik, Puji Agus Kurniawan mengungkapkan peran e-commerce di Indonesia sangat besar terhadap perekonomian mencapai dua persen dari konsumsi rumah tangga.
Menurut dia era revolusi industri 4.0 telah mengubah perilaku masyarakat dalam berbelanja.
“Pola konsumsi konvensional – pembeli dan penjual bertransaksi tatap muka – mulai bergeser kepada cara yang lebih praktis dan cepat dengan memanfaatkan fasilitas internet,” kata Puji di Jakarta, Kamis.
Perilaku ini mengakibatkan menjamurnya toko-toko online, e-commerce dan marketplace.
Perputaran uang lewat platform ini cukup fantastis. Bank Indonesia menyebutkan bahwa di tahun 2019 ini, jumlah transaksi e-commerce per bulannya mencapai Rp11–13 triliun.
Bahkan nilai pasar e-commerce Indonesia dinilai akan mencapai sekitar Rp 910 triliun pada 2022 (proyeksi McKinsey & Co). Bisa dikatakan, angka tersebut meningkat delapan kali lipat dibandingkan 2017 yang nilainya sekitar Rp 112 triliun.
Kian berkembangnya e-commerce dan potensinya yang sangat besar ini perlu dijaga dan dimanfaatkan. Tak hanya bagi Pemerintah, tapi masyarakat secara luas.
Edgar/ANT