Belasan tahun lalu, ketika manusia lebih banyak berinteraksi di dunia nyata semuanya terasa lebih sederhana. Namun kehidupan berkembang. Kini kita punya dua kehidupan yang harus sama-sama dijaga keseimbangannya, online dan offline (nyata).
Kini ketika semua mengklaim dirinya melek teknologi, malah banyak yang keblinger di dunia digital. Orang terpapar hal-hal negatif dan menyampaikan informasi etika, padahal dunia maya dan digital tak ada bedanya.
“Banyak sisi gelap internet yang kita juga kadang belum tau. Kayak kita tiap hari dikasih banyak hal baru dengan begitu cepatnya, kita nggak dikasih kesiapan adaptasi. Dan itu nggak berbanding lurus sama knowledge kita,” ujar Vhie Saleindra, Podcaster Bandungtanpakamu dalam Webinar Gerakan Literasi Digital 2021 di kawasan Kota Cirebon, Senin (7/6/2021).
Menurut Vhie, teknologi dan digital hadir untuk memudahkan manusia. Namun kenyataannya malah kadang berbanding terbalik. Masyakarat pada umumnya malah semakin tertinggal teknlogi. Teknologi adalah hal yang serius dan manusia butuh waktu untuk beradaptasi, tidak bisa sewaktu-waktu siap begitu saja.
Karenanya literasi digital adalah sebuah langkah sederhana yang bisa justru membantu banyak hal. Vhie menitikberatkan pada hal buru seperti hoax, ujaran kebencian hingga penipuan.
“Ini tahun yang menakutkan, dulu perubahan datanya tidak signifikan. Apalagi pandemi gini semua meningkat. Data Kominfo menyebutkan Indonesia menduduki peringkat kedua kasus penipuan digital terbanyak dengan total 2300 kasus yang dilaporkan selama 2015 hingga 2020 itu senilai 3 trilius dollar. Dan ini diprediksi meningkat lagi di tahun ini,” jelas Vhie.
Ia pun memaparkan metode instalasi diri yang praktis dan sangat sederhana. Pertama sayang diri sendiri, peduli pada kenyamanan diri, beri kelayakan informasi pada diri sendiri. Kedua skeptis, menaruh curiga itu baik, critical thinking, budayakan membaca, kroscek ulang. Ketiga cukup, lebih baik beri jarak antara 2 dunia, privasi itu penting.
“Setir mindset dari sekarang kalau privasi itu penting. Kalau nggak terlalu penting buat orang lain, nggak perlu di-share. Gelembung circle kalian nggak akan mentok kok,” tandasnya.
Selain Vhie Saleindra, pembicara Webinar Gerakan Literasi Nasional 2021 di wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (7/6/2021) menghadirkan Dedy Helsyanto (Koordinator Program Mafindo), Desti Yani (Relawan TIK), Pradipta Nugrahanto (Podcaster & Voice Talent) serta Key Opinion Leader Yohana Djong dan Kimi FM sebagai Moderator.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.