Media sosial sudah menjadi bagian dari masyarakat, orang Indonesia menggunakan media sosial secara aktif tiga setengah jam dari setiap harinya. Masyarakat sudah sangat bergantung dengan media sosial, bukan hanya sebagai tempat untuk berjejaring, mencari informasi hingga biodata seseorang atau apapun yang kita butuhkan melalui media sosial
Media sosial juga memiliki peranan dalam demokrasi. Demokrasi mencakup sebuah keadaan sosial ekonomi ataupun budaya dan negara kita menganut asas demokrasi. Media sosial pun nyatanya memiliki manfaat terhadap demokrasi.
Steve Pattinama seorang kontent kreator saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Literasi Digital Nasional di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (8/6/2021) mengungkapkan pendapatnya jika media sosial memang turut bermanfaat bagi kehidupan demokrasi di Indonesia. Mulai dari kita bisa cari tahu tentang rencana pemerintah dalam membentuk undang-undang, rencana pemerintah dalam membentuk anggaran.
“Bahkan kita bisa mengkritik pemerintah melalui media sosial. Banyak kebijakan pemerintah membuat masyarakat yang mencoba mengkritisi melalui media sosial,” ungkapnya.
Media sosial menjadi sarana penghubung dalam perbedaan dan juga menjadi sarana komunikasi akan perbedaan tersebut. Media sosial seharusnya mampu menjadi sarana untuk masyarakat melihat dunia yang belum pernah dilihat sebelumnya.
“Sehingga kita harus lebih mengerti lagi kenapa media sosial menjadi sangat penting dalam toleransi dan perbedaan tersebut. Kenapa media sosial menjadi penting dalam demokrasi dan toleransi kita menggunakannya dengan bijak,” sambungnya.
Meskipun di antara segala kelebihan media sosial bagi demokrasi, tantangannya ialah kebebasan pada demokrasi membuat banyak oknum yang menyalahgunakan. Apalagi dalam masa kampanye, banyak berita bohong untuk mengajak atau menghasut orang-orang untuk black campaign.
Maka, dibutuhkan literasi media agar masyarakat dapat menggunakan media sosial dengan baik untuk mendukung demokrasi di Indonesia. Webinar Literasi Digital di Kabupaten Garut ini merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Anita Wahid (Wakil Ketua Siberkreasi), Fakhrullah Maulana (Relawan TIK Indonesia) dan Indriyatno Banyumurti (Koordinator Program ICT Watch).
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia Kegiatan ini diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI) bersama Sinerkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.