Cara pembayaran secara digital semakin mudah, kini hadir layanan bertransaksi hanya dengan menunjukan kode QR. Inilah QRIS (Quick Respon Code Indonesia Standart) yang menyatukan berbagai macam dari berbagai penyelenggara jasa sistem pembayaran dengan menggunakan QR code.
Firman Surya, Kabid Program dan Aplikasi Informatika Relawan TIK Bangka Belitung menjelaskan dalam sesi acara Webinar Literasi Digital Nasional 2021 wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (14/6/2021), QRIS ini dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR code dapat lebih mudah cepat dan terjaga keamanannya.
“Kini semua yang akan melakukan pembayaran menggunakan QR wajib menerapkan QRIS. Dengan QRIS, seluruh pembayaran dari pihak penyelenggara layanan digital, baik bank atau non yang digunakan masyarakat dapat digunakan di seluruh seluruh toko, pedagang, warung, parkir, wisata donasi yang berlogo QRIS,” jelasnya.
Sebelum QRIS hadir, kita mungkin sering melihat di tempat kasir restoran atau coffee shop banyak alat dari para penyedia dompet digital. QRIS hadir untuk menyatukan mereka sebut saja Dana, Gopay, ShopeePay dan lainnya. Cukup hanya dengan QRIS pembayaran dengan menggunakan aplikasi dompet digital apapun dapat dilakukan.
Ditambah melalui aplikasi mobile banking untuk Bank Mandiri dan BCA yang sudah bisa melakukan pembayaran dengan scan QRIS.
Firman memaparkan, jika manfaat QRIS bagi pemilik usaha sangat besar. Mereka yang masih konvensional dapat sedikit lebih maju dengan cara pembayaran model digital ini. Ditambah kemudahan karena transaksi tanpa alat hanya kode yang ditempel di sticker. Sticker dapat ditempel di kaca toko atau warung mereka bahkan gerobak usaha.
“Kita bisa meningkatkan branding dari usaha kita tempati. Akan lebih percaya diri jika kita bisa mengatakan kepada pelanggan bahwa toko saya sekarang sudah bisa memberi pembayaran dengan QRIS, tidak perlu bawa uang cash,” tuturnya.
Keuntungan lain QRIS juga dapat mengurangi biaya pengelolaan kas sebab di setiap aplikasi itu mereka memberikan laporan keuangan yang udah tertata dengan baik. Potensi peningkatan penjualan juga dapat dicapai karena menjangkau pasar offline maupun online. Kita masih bisa memiliki toko konvensional atau yang secara fisik tapi dengan menggunakan QRIS sebagai salah satu opsi media pembayaran. Kita dapat ekspansi, dapat menjadikan juga sebagai toko online. Pelanggan bisa melakukan pembelian secara online dan mereka bisa membayarnya dengan QRIS.
Dipastikan bila sudah cashless, transaksi jual beli akan terhindar dari uang palsu. Media QRIS tidak hanya sticker namun di smartphone yang sudah support atau dapat mengeluarkan kode QR.
Firman juga menjelaskan cara membuat akun QRIS, aplikasi untuk pedagang biasanya berbeda dengan aplikasi yang digunakan konsumen untuk melakukan pembayaran pembayaran digital.
Ada beberapa penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) QRIS yang menyatukan kedua layanan. Meskipun ada beberapa PJSP menyatukan kedua lain fitur tersebut ke dalam satu aplikasi. Contohnya aplikasi Dana untuk pedagang agar bisa memanfaatkan layanan QRIS untuk berjualan. Dana dapat digunakan pedagang untuk mendaftarkan diri sebagai merchant secara mandiri melalui smartphone tanpa harus mendatangi kantor PJSP. Salah satu bentuk contoh kemudahan jadi hanya perlu smartphone, tinggal download aplikasinya di Playstore ataupun di Appstore. Kemudian daftar secara mandiri dari aplikasi tersebut, lengkapi data yang dibutuhkan dan kemudian gunakan sebagai salah satu metode penerima pembayaran.
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (14/6/2021) ini juga turut menghadirkan pembicara yaitu Muhamad Sahid (Dosen UIN Alaudin Makassar), I Gede Putu Krisna (Ketua Relawan TIK Bali), Amalia Chairi (Relawan TIK Medan), dan Yohana seorang Key Opinion Leader (KOL).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.