Menjadi influencer di media sosial belakangan menjadi salah satu yang diincar banyak orang. Bagaimana tidak, hanya dengan berbekal konten-konten sederhana dari rumah, seorang influencer bisa mendapatkan pemasukan. Influencer Jessica Alexy pun membagikan pengalamannya ketika menjadi Key Opinion Leader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (17/6/2021).
“Influencer peluangnya sangat menjanjikan. Pandemi kita bisa kerja dari rumah. Kalau buat saya pribadi dari hobi suka foto menjadi peluang usaha. Potensi menghasilannya juga menjanjikan. Biasanya punya banyak pengikut di media sosial jadi patokan seberapa berpengaruhnya seseorang,” ujar Jessica.
Keuntungan menjadi influencer yaitu jumlah penghasilan beragam, menikmati produk gratis, karier yang fleksibel dan menyenangkan, memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan serta memiliki banyak pengikut. Dengan bertambahnya follower maka bertambah pula tanggung jawab untuk hati-hati dengan menjaga apa yang kita sharing dan komen.
Menjadi influencer yang cakap pun sangatlah mudah. Cara sederhananya saring sebelum sharing, berpikir yang kritis dan jangan mudah berpercaya, cek dulu informasinya apakah fakta atau hoaks.
“Pengalaman saya membuat konten berguna itu dimulai dari diri sendiri. Saya suka parenting, produk review, food review, atau self-improvement tips. Kalian hobinya apa? Lalu kita jadikan konten semenarik mungkin siapa tahu dilirik brand tertentu. Tapi jangan terus berpikiran posting demi cuan, postinglah untuk diri sendiri,” jelasnya.
Jessica pun memberikan tips agar engagement di media sosial tinggi. Caranya gunakan tagar #, isi konten yang menarik, gunakan foto dengan resolusi tinggi, rutin upload konten, dan post konten di saat prime time.
Ada beberapa cara juga mengatasi komentar netizen julid. Yang utama adalah jangan baper, tetap tenang jangan terpancing emosi, berpikir bijak dan koreksi diri sendiri. Tidak ambil pusing, blok dan laporkan jika sudah meresahkan. Terakhir yang bisa dilakukan adalah balas dengan kata-kata halus dan sopan. Biasanya tujuan utama netizen julid adalah agar kita terpancing dan ketika emosi maka misinya berhasil.
Hal yang perlu dihindari di ranah digital terutama media sosial yaitu menyebarkan hoaks, menjelekkan orang lain, berkata kasar, memfitnah orang lain, hate speech, menyebarkan konten sembarangan, mencari kambing hitam serta menjadi provokator.
“Saya berusaha menjadi konten kreator yang bisa memberikan dampak bagi follower. Gimana caranya bikin konten yang bermanfaat buat kita juga. Konten viral tentu saja menimbulkan banyak view dan follow. Kita nggak apa-apa kok jadi viral, saya juga ga mau ketinggalan pas kemarin heboh McD x BTS karena saya juga seorang BTS Army. Saya juga bikin konten tapi gimana yang bermanfaat, jangan jelek-jelekan siapapun dan jadi kompor,” pesannya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (17/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Anita A. Wahid (Wakil Ketua Siberkreasi), Vitalia Fina Carla Rettobjaan,SM.,MM (RTIK Bali & Dosen Universitas Bali International), Nina UIfah N. Gaffar (Information Center for Sustainable Development, Relawan MAFINDO), dan Rane Hafied (Chief Creative Officer PT Paberik Soera Rakjat)
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.