Cakap digital bukan dilihat dari kuantitas media sosial yang dimiliki atau berapa jumlah pengikut yang kita punya. Namun, lebih dari itu bagaimana dapat menjaga perilaku juga keamanan saat berada di media sosial.
“Berapa banyak dari kita yang mau meluangkan waktu untuk membaca syarat dan ketentuan dari setiap aplikasi yang diunduh,” tanya Citra Rosalyn Anwar, Dosen Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Makassar kepada peserta Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (22/6/2021).
Ketika mengunduh aplikasi, biasanya kita langsung menyetujui syarat dan ketentuan tanpa tahu data apa yang mereka ambil, padahal itulah cakap digital sesungguhnya. “Cakap digital juga tahu apa yang berbahaya untuk akun media sosial kita. Misalnya di Facebook ada kuis dari aplikasi lain, kemungkinan jika kita mendaftar menggunakan akun Facebook. Data informasi di Facebook dapat diambil,” tambahnya.
Cakap digital juga soal etika dengan teman di dunia nyata saat beraktivitas digital. Misalnya saat akan melakukan panggilan video, harus izin terlebih dahulu dan harus tahu waktu tepat untuk itu. Bukan hanya itu saat ingin mengambil video, foto dan kemudian diunggah di media sosial, tidak ada salahnya untuk minta izin. Dengan begitu kita turut menjaga privasi orang lain.
Pengaturan untuk menjaga privasi juga dapat dilakukan, di media sosial ada pengaturan dasar, siapa yang bisa melihat postingan kita, siapa yang bisa memberi komentar. “Kita bisa atur sebelum kita merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang terhadap status kita,” ujarnya.
Citra juga mengingatkan, ketika kita sudah masuk ke dalam internet tidak ada lagi yang privasi. Apapun yang kita posting akan mencerminkan diri kita di khalayak digital, jangan pernah menceritakan rahasia di media sosial sekalipun sudah diatur hanya teman dekat yang bisa melihat.
Belajar dari kasus publik figur yang curhatan di Story Instagram tersebar karena yang dia rasa teman dekat justru membuat tangkapan layar curhat tersebut. Cakap digital juga harus lebih banyak melawan kabar bohong. Kita harus memiliki kemampuan untuk memverifikasi ngecek fakta.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (22/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Fikri Andika (Next Generation), Pipit Andriani (Public Speaking Coach), Fikri Muhammad (Senior Manager Safety Garuda Indonesia), dan Key Opinion Leader Valentina Melati.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.












