Revolusi digital sudah ada sejak abad ke-18 sampai sekarang, yaitu revolusi 4.0 yang semua serba digital, internet, dan gadget.
“Transformasi digital saat ini sudah ada di mana-mana. Bukan hanya mengubah layanan yang ada menjadi versi digital tetapi meningkatkannya. Transformasi secara keseluruhan yang bertujuan memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh teknologi dan data digital,” jelas Vitalia Fina Carla Rettobjaan dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (30/6/2021).
Konsep di balik transformasi digital ini adalah bagaimana menggunakan teknologi untuk membuat suatu proses menjadi lebih efisien atau efektif. Perubahan yang terjadi dari adanya tranformasi digital juga mempengaruhi dunia bisnis. Digital mengubah model bisnis, operasi bisnis, talent dan skills, serta daya tarik pembeli juga berubah.
“Kita sekarang sudah masuk ke revolusi industri 4.0 ini menjadikan aksesibilitas semakin cepat dan murah,” tambahnya.
Apapun bisa dijangkau dengan adanya revolusi digital. Kita bisa berkomunikasi lebih mudah, bahkan membeli makanan secara online. Perubahan di revolusi digital ini sangat berpengaruh pada budaya digital.
“Budaya digital terdiri dari tiga aspek penting, yaitu participation, remediation, dan bricolage,” ucap Vitalia.
Partisipasi itu sendiri berarti bagaimana masyarakat yang ikut memberikan kontribusi. Remediation atau perbaikan, itu berarti bagaimana mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat. Terakhir, bricolage yaitu bagaimana memanfaatkan hal yang ada sebelumnya untuk membentuk hal baru.
Revolusi digital 4.0 mengubah skill-skill yang dibutuhkan dunia. Dulu, kita diarahkan untuk bekerja sesuai jurusan kuliah. Namun, dengan berkembangnya dunia di era digital ini, membalik pandang terhadap skill yang dibutuhkan sekarang.
“Revolusi digital dirancang untuk generasi abad 21 agar mampu mengikuti arus perkembangan teknologi terbaru,” papahnya.
Menurut Vitalia, skill yang difokuskan dalam abad ke-21 ada tiga aspek penting, yaitu Life and Career Skill, Learning and Innovation Skills, dan Information, Media, and Technology Skills. Belajar menjelaskan suatu hal kepada banyak orang, sehingga meningkatkan public speaking yang bagus. Bergabung bersama kelompok baru dan berkenalan lebih banyak orang. Sehingga kita mampu mengikuti pertumbuhan era yang ada saat ini. Gali terus kemampuan di dalam diri agar bisa lebih berkembang lagi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (30/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Dicky Renaldi (Kreator Nongkrong by Siberkreasi), Vitalia Fina Carla Rettobjaan (Dosen Universitas Bali Internasional dan RTIK Probinsi Bali), Pipit Andriani (International Debate and Public Speaking Coach), Erick Gatar (Privacy Campaigner at HCT WATCH), Marsha Risdasari.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.












