Di zaman ini, segala kehidupan telah terkoneksi dengan internet. Internet memudahkan berbagai aktivitas termasuk sekolah, bekerja, dan berkarya terlebih di masa pandemi Covid-19.
Sisi positif internet yang jarang disadari ialah pengguna dapat menjadi prosumer. Prosumer adalah produsen dan konsumer. Dalam artian, setiap pengguna mampu membuat dan menyebarkan berita, tetapi juga bisa mendapatkan informasi dari orang lain melalui media digital.
“Dengan adanya internet, kita itu punya power atau kekuatan baru untuk mengekspresikan diri kita dalam skala yang lebih besar. Internet ini membuat kekuatan tidak hanya berpusat pada media massa, tetapi juga media sosial,” ujar Lintang Ratri, Japelidi, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin (5/7/2021).
Ia mengatakan, dengan fifth estate di dunia digital seseorang mampu atau memiliki kekuatan untuk speak up, bicara, berbagi pengetahuan, berkolaborasi, dan berjejaring untuk membuat sesuatu yang berdampak pada media digital.
Menurut pemaparan Lintang, the fifth estate terdiri atas searching, sourcing, distributing-leaking, networking, dan collective action. Searching merupakan pencarian informasi melalui media digital mengenai suatu masalah. Kebalikan dari searching, sourcing merupakan situasi di mana pengguna membuat informasi untuk orang lain.
Lanjutnya, distributing–leaking yaitu menyebarkan atau membagikan informasi kepada pengguna lain. Networking merupakan upaya untuk memperluas relasi di media digital. Collective action, membuat gerakan atau social movement melalui media digital.
“Internet juga dapat difungsikan sebagai digital trace. Untuk mengulang dan mengingatkan kembali isu-isu yang belum terselesaikan dan sudah tidak dibicarakan di media massa,” tuturnya.
Di masa ini, internet juga memungkinkan kita untuk meminta pertanggungjawaban kepada pejabat publik. Misalnya, mengecek kinerja, menyampaikan kritik, mencari bukti korupsi, membuka melihat anggaran daerah serta penggunaannya secara transparan, dan sebagainya. Selain itu, untuk bisnis internet dapat dimanfaatkan sebagai media promosi. Kemudian, aksi kolaboratif pun dapat dilakukan di internet.
Penggunaan internet menunjang berbagai macam hal saat ini. Dengan internet, seluruh lapisan masyarakat memiliki akses untuk menjadi produsen dan konsumer yang berdampak banyak bagi orang lain melalui media digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Senin (5/7/2021) juga menghadirkan pembicara Rahmad Widyo (RTIK DPW Kalbar), Lintang Ratri (Japelidi), Sisi Suhardjo (General Manager IRIS PR), Pipit Andriani (International Debate and Public Speaking Coach), dan Amanda Karina Putri sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.
