Para orang tua dan pendidik dapat memaksimalkan aplikasi dan software sebagai media pembelajaran. Seperti Microsoft Power point, PowToon, Prezi, Canva, Sparkol VideoScribe.
Microsoft Power point biasa digunakan untuk presentasi. Agar tidak monoton coba latar belakang dibuat lebih khas anak-anak. PowToon sama seperti Power Point namun ini harus online dan ini sudah seperti video. Prezi ada tiga fitur materi, video pembelajaran ada animasi karakter dan desain untuk rangkuman materi yang lebih menarik.
Canva sudah cukup populer karena kebutuhan mudah dan templatenya ada ribuan dan sudah terbagi dalam beberapa kategori. Sparkol VideoScribe software untuk membuat presentasi latar belakang white board dengan animasi seperti tangan jadi kalau di play akan terlihat proses seperti sedang menulis atau menggambar. Bisa dipilih juga animasi, efek yang diinginkan.
Menurut pemerhati anak yang juga dosen STMIK Primakara Queena Fredlina mengatakan, software dan aplikasi itu dapat membantu membuat media pembelajaran anak. Situasi saat ini saat pembelajaran jarak jauh kembali dilakukan orang tua kembali disibukkan dengan aktivitas anak mereka yang belajar di rumah.
“Meskipun sudah hampir 2 tahun menjalani ini tetap saja tantangan demi tantangan terus dihadapi mereka. Banyak orang tua yang masih belum siap atas perubahan cara belajar anak mereka. Akhirnya yang terjadi anak-anak cepat bosan karena belajar online ini,” ujar Queena saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021).
Awalnya mereka mengikuti jalannya belajar online di Google Duo atau di Zoom meeting namun kelamaan mereka bosan sampai akhirnya mereka off video dan suara. Untuk usia sekolah 1 – 3 SD kemungkinan mereka langsung bermain saja tidak memperdulikan lagi kelasnya.
Untuk menghindari hal ini sebagai pendidik yang harus dilakukan ialah membuat bahan pelajaran yang lebih menarik agar anak-anak tidak bosan.
“Pendidik harus memahami multiliterasi, aktivitas yang dilakukan dengan mengoptimalkan berbagai literasi seperti membaca, menulis, berkomunikasi atau mendengarkan yang semua kemampuan ini akan dikolaborasikan dengan menguasai media komunikasi,” tuturnya.
Untuk mendukung multiliterasi dibutuhkan media pembelajaran yang lebih variatif dan menarik bagi anak untuk pembelajaran.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/7/2021) pagi juga menghadirkan pembicara, Al Akbar Rahmadillah (Sobat Cyber Indonesia), Dewi Sari (Mafindo), Frida Kusumastuti (Japelidi) dan Dea Ken Wardani sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.












