Sebenarnya seluruh otak manusia itu sama tapi terkadang berbeda karya atau apa yang dihasilkan. Apa yang mempengaruhi? Reza Haryo Konsultan Bisnis Spire Consulting memaparkan, ibarat komputer atau gawai apa yang di-install di dalam perangkat tersebut itulah yang dihasilkan. Bila kita meng-install kesedihan, kebencian, putus asa maka yang keluar adalah yang negatif.
Jika memang kita meng-install hal-hal yang positif sebuah keoptimisan, tidak pantang menyerah,percaya diri, keyakinan diri, mampu mengatasi masalah maka yang keluarnya pun atau yang dihasilkan akan jauh lebih baik. Jadi yang perlu dilakukan adalah memperbaiki pola pikir.
Manusia juga dapat memaksimalkan fungsi otak, dapat menguasai cara belajar apapun. Jika kita bisa menguasai cara belajar kita bisa memiliki banyak skill. Baik digital skill, keuangan dan ilmu apapun yang bermanfaat untuk hidup.
“Ada sebuah lingkaran ketakterbatasan yang yang idealnya dimiliki oleh seseorang agar dia menjadi seorang yang pintar yang bermanfaat yang bisa melihat dunia ini dengan lebih positif. Jika kita bisa menguasai lingkar ketakterbatasan ini, kita bisa aplikasikan untuk belajar apa saja,” ungkapnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (26/8/2021).
Pertama, bagaimana seseorang itu dapat mengumpulkan data menjabarkan lalu mengelompokkan dan memfilter informasi sesuai dengan nilai-nilai kita. Misalnya nilai agama, budaya, manfaat dan patriotisme. Kedua, proses, bagaimana memproses data yang efektif. Caranya dengan sepakat akan topik lalu mencoba jelaskan ke orang awam, lakukan secara beberapa kali lalu evaluasi di bagian mana yang mereka tidak mengerti. Kita ulang sampai orang yang mendengarkan penjelasan kita itu mengerti, itu juga diartikan kita paham mengenai topik itu.
“Ketiga setelah kita memproses kita membersihkan data yakni meyakinkan dengan data yang kita miliki. Ask the expert, cari mentor, cari orang yang lebih paham untuk memvalidasi data yang sudah kita kumpulkan dan proses. Ada 6 topi berpikir kontrol, informasi, produktif, alasan, emosi dan kritis. Kita bisa menggunakan topi yang dapat disesuaikan objek yang kita ingin pelajari,” ujarnya.
Keempat analisa, ini seperti trial dan error ketika sudah ada hipotesis yang teruji harus dicoba sampai ketemu pemahaman yang solid. Setelah itu kita menganalisis proses yang ada di lapangan itu akan terbentuk wawasan.
Wawasan ini akan menjadi objektif, apa yang kita pahami seringnya tidak lebih besar dari apa yang kita tidak tahu ada istilah circle of competence. Seringnya hal yang mungkin kita tahu itu juga lebih besar daripada yang kita tahu. Menurut Reza ini tidak masalah yang terpenting adalah kita tahu batas-batasannya.
Agar kita tidak menjadi orang yang sok tahu yang pura-pura tahu oleh karenanya memahami segala hal tapi dengan segala keterbatasan tenaga waktu dan uang tidak mungkin bisa menguasai segalanya, itulah hakikat. Oleh karena kepekaan terhadap batas lingkaran kita sering lebih penting dari ukuran lingkaran untuk sendiri.
Maka teruslah menjadi pribadi pembelajar yang mau terus berkolaborasi. Informasi itu menjadi sebuah wawasan wawasan itu bisa berubah seiring waktu makanya kita harus terus memperbaharui mata jadikan lingkar ke tak terbatas dan ini menjadi sebuah rutinitas.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar juga menghadirkan pembicara Oktavian Jasmin (F&B Business Owner), Fhassi Anfiqi (Konsultan desain interior data perusahaan multinasional), Arya Shani Pradana (Founder Tekape Workspace) dan Ida Rhinjsburger sebagai Key Opinion Leader.