Hoaks merupakan sebuah kebohongan atau informasi sesat yang dibuat agar terlihat benar dan biasanya memainkan emosi masyarakat. Penyebaran hoaks paling tinggi disebarkan melalui media sosial, seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram.
Jenis hoaks yang paling sering diterima berkaitan dengan sosial politik dan pemerintah yang paling mendominasi. Selain itu, isu SARA, kesehatan, penipuan, dan berita duka menjadi topik hoaks lain yang banyak beredar.
“Paling bahaya adalah, hoaks lebih cepat untuk menyebarnya. Kalau berita benar atau klarifikasi perlu sekitar 20 kali lebih lama dari hoaks,” terang Wanta Heryana seorang Relawan TIK Indonesia, saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (26/8/2021).
Dengan keterbatasan informasi, tanpa disadari kita juga bisa menjadi penyebar hoaks, alasan ini yang menjadikan hoaks mudah sekali tersebar. Menurut survei yang dipaparkan Wanta, 58% orang tidak menyadari itu hoaks menjadi alasan utama kenapa hoaks mudah tersebar.
“Biasanya orang merasa bangga jika menyebarkan berita baru meski belum terbukti kebenarannya. Budaya baca masyarakat juga rendah karena hanya melihat informasi/berita dari judul bukan secara keseluruhan,” ujarnya.
Berpikir kritis di dunia digital dapat membantu kita mencegah hoaks. Derasnya informasi di era ini harus dipilah dan dipilih terlebih dahulu secara teliti dengan membaca keseluruhan informasi dan mengecek sumbernya. Ia menyampaikan, pahami juga identitas dari penyampai informasi dan tentukan sendiri apakah informasi tersebut penting atau tidak.
Ia menjelaskan, dampak hoaks yang bisa diterima diri sendiri dan orang lain yaitu munculnya emosi yang tidak stabil, sebagai media provokasi dan agitasi negatif, hingga menyebabkan disintegrasi bangsa.
Untuk itu, langkah mudah deteksi hoaks dapat dilakukan dengan cara:
- Melihat pemilihan kata yang janggal dan cenderung provokatif
- Mengutip lembaga atau orang terkenal dengan susunan kalimat yang terkadang tidak terstruktur
- Cari kata kunci terkait informasi serupa di mesin pencarian
- Selalu kritis atas informasi yang diterima
Lakukan juga proses menyaring berita sebelum menyebarkannya ke media sosial. Jika informasi yang kita dapatkan dirasa tidak benar dan tidak penting, jangan disebarkan ke orang lain.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (26/8/2021) juga menghadirkan pembicara Bowo W. Suhardjo (Komisaris Independen Indostreling), Muhammad Miftahun Nadzir (Dosen Entrepreneurship Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Rizky Ardi Nugroho (Podcaster, Youtuber), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.