Di dalam ruang digital layaknya di dunia nyata kita berada di dalam sebuah masyarakat, kita menjadi bagian dari masyarakat itu. Oleh karena itu penting untuk kita memiliki kepedulian, tanggung jawab dan kolaborasi untuk membangun masyarakat digital yang sehat.
“Kita harus mengatakan pada diri sendiri, saya yang bertanggung jawab atas lingkungan saya,” ujar Psikolog Aat Indrawati Ridwan ketika berbicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021).
Untuk menyadarakan masyarakat digital atas pentingnya sikap-sikap tersebut untuk kebaikan bersama di ruang digital diperlukan literasi digital. “Etika menjadi nomor satu, bagaimana kesadaran dalam diri seseorang itu sangat penting. Manusia yang mulia itu adalah manusia yang punya kesadaran mereka itulah yang terbaik,” ungkapnya.
Setelah sadar yang harus dimiliki masyarakat digital dalam melindungi ruang digital ialah menjadi contoh yang bagi yang lain. Kita sebagai sumber, bagaimana menyesuaikan, jadi harus adaptif dan fleksibel dalam menyikapi suatu masalah.
“Menempatkan diri agar beretika digital sesuai dengan aturannya. Kita juga harus menjadi seseorang yang selalu berpikir kritis, banyak mempertimbangkan, mengolah hal dengan wajar objektif memikirkan sebab akibat terlebih dahulu,” jelasnya.
Karena berusaha menjadi contoh, kita harus dapat mengendalikan emosi, jika sedang marah, kecewa, sedih itu akan membuat kerentanan dalam gaya komunikasi menjadi tidak baik. Jadi hindari sementara media digital sebab jika ada stimulus kita bisa langsung terbakar. Gerbang emosi negatif akan terbuka sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja dapat terjadi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021) juga menghadirkan pembicara Michael Syukrie (Videografer Underwater), Felix Kusmanto (peneliti SDM), Mawa Bagja (Manager Harian Umum Fajar Cirebon), dan Almira Vania sebagai Key Opinion Leader.