Tema konten beragam, kita dapat membuat apapun menjadi konten di media digital, jangan lupakan satu hal yakni konten budaya. Kebudayaan dari daerah di Indonesia dapat diekplorasi, diperkenalkan secara online. Tidak bisa sembrangan begitu saja, Astri Dwi Andriani, dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Putera Indonesia mengatakan, dibutuhkan persiapan khusus atau paling tidak rencana untuk dapat mempromosikan kebudayaan tradisional di media sosial.
Temukan keuniukan dari kebudayaan yang ingin kita angkat, cari keunikan yang membuat orang lain nantinya akan tertarik. Misalnya tempat wisata, cari keunikan tempat wisata tersebut untuk ‘dijual’ kemudian melihat bagaimana potensi untuk bersaing.
“Kemudian lokasi yang strategis, jika kita mau mempromosikan wisata budaya lokasinya di mana yang bisa dijangkau atau pun bisa jadi lokasi yang dapat kita gunakan untuk menjual produk barang dan jasa yang kita tawarkan. Medianya melalui apa, di media sosial kita bisa promosi, di marketplace seperti Tokopedia dan lain sebagainya. Paling penting promosi penawaran khusus, kita bisa beri diskon menarik untuk calon konsumen,” ungkapnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (13/9/2021).
Selanjutnya SDM juga penting membangun orang-orang yang dapat mencerminkan kebudayaan tersebut dan juga dapat bekerja bersama melayani konsumen dan terlahir soal kemasannya yang menarik. Kita akrab dengan desain grafis itu yang penting karena menurut penelitian 60% dipengaruhi oleh warna dan kemasan.
Apapun kebudayaan yang ingin kita promosikan tentu menjadi nilai lebih bagi seorang warga negara. Banyak kelebihan jika kita lebih senang menjual produk lokal, karena secara langsung membantu usaha kecil lokal atau UMKM. Begitu juga dengan membuat konten mengenai kebudayaan Indonesia, mengartikan kita cinta Tanah Air dan warga dunia pun akan senang dengan hal baru yang mereka dapat dari kita. Mereka akan penasaran dengan budaya yang baru mereka lihat, itu akan menjadi daya tarik tersendiri.
Webinar juga menghadirkan pembicara Ryzki Hawadi (CEO Attention Indonesia), Littani Watimena (Brand & Communication Strategist), Theo Derick (pemilik CoffeeStock), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.












