Akses media digital yang baik dan dengan pendampingan dapat mempengaruhi perkembangan tumbuh kembang anak. Misalnya, jika memperlihatkan video audio visual yang memang sesuai dengan usia akan merangsang indera dan motoriknya.
Namun tentu dalam batas waktu tertentu dan tidak sering. Orang tua dapat memberikan waktu-waktu tertentu pada anak. Tidak pada saat anak sedang makan agar tidak terbiasa melakukan hal seperti ini. Jadi saat menonton video atau mungkin bermain gawai itu memang ada waktu khusus di tengah-tengah keseharian mereka.
Bang Mihram, SDM Litbang TIK Indonesia mengatakan, pada anak usia 1-3 tahun akses audio media digital dapat menambah kosakata angka dan lagu. Anak-anak juga belajar mengenai perbedaan dan mulai juga menumbuhkan sikap peduli dan berbagi. Lalu pada usia 4-6 tahun dapat meningkatkan keterampilan mengenalkan huruf angka dan pengetahuan dasar lainnya. Anak juga kini dapat membedakan hal baik dan buruk juga mengenal fakta dan fantasi.
“Sementara untuk usia 8-12 tahun orang tua bisa memberikan pemahaman mengenai anggota tubuh melalui video-video yang ada di YouTube untuk meningkatkan daya imajinasi anak. Tapi di usia ini juga biasanya anak sudah bisa mengoperasikan gawai sendiri. Sehingga kita tetap harus mendampingi jangan sampai mereka melihat tayangan yang mengandung unsur kekerasan, seksualitas bahasa yang tidak senonoh, penyimpangan gender dan anti sosial,” pesan Bang Mihram saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (16/9/2021).
Sebab di usia itu mereka sudah mulai bisa mengenali dan mengikuti atau mencontoh. Jangan sampai mereka mengikuti apa yang mereka tonton sekalipun hanya sekadar iklan. Maka, orang tua harus selalu ada di samping mereka saat sedang berselancar di dunia maya.
Itu merupakan hal-hal yang positif yang bisa diambil jika anak menggunakan gawai dan internet. Lantas, teror efek negatif pun mengintai anak yang menggunakan teknologi secara berlebihan. Kemungkinan mereka menjadi sulit bergaul karena keasikan di dunia digital. Maka penting bagi orang tua untuk memiliki jadwal kapan anak boleh memegang gawai dan mengakses internet.
“Perkembangan otak anak juga menjadi terganggu, termasuk perkembangan bahasa dapat tertunda karena meskipun mereka menonton video yang banyak percakapan atau kata kosakata yang baru. Tetapi tidak ada kemauan mereka untuk berbicara karena tidak ada interaksi timbal balik di situ. Hanya satu arah dari video ke mereka tidak ada percakapan,” ucapnya.
Pada anak yang sudah kecanduan ini akan membuat mereka menjadi pribadi yang egois dan sulit bergaul karena tidak terbiasa untuk memiliki teman. Anak akan kesulitan dalam mengenali emosi dan mengontrol emosi. Sehingga jika gawai mereka diambil biasanya mereka akan sangat marah. Sebaiknya batasi penggunaan media digital pada anak sebelum mereka kecanduan.
Webinar juga menghadirkan pembicara Iwan Kenrianto (Founder YukbisnisKost), Oktoberi Surbakti (Program Director TMP Event), Aidil Wicaksono (podcaster, enterpreneur), dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.
