Dalam setiap diri manusia tersimpan satu bakat yang jika diasah akan menjadi kekuatan diri orang itu. Dia menjdi ahli di bidangnya. Secara tidak sadar saat sekolah kita diharuskan menjadi terbaik di banyak bidang atau semua mata pelajaran. Padahal ketika sudah dewasa, saat kita bekerja entah memiliki usaha sendiri ataupun bekerja untuk orang lain. Kita hanya bisa menjadi yang terbaik atau menguasai 1-2 ilmu saja.
Allana Abdullah, Entrepreneur dan investor industri startup ini mencontohkan seorang Albert Einstein jika kita hanya mengukur kemampuannya untuk melukis kita tidak akan mengenal sosok Albert Einstein seperti yang sekarang kita kenal. Michael Jordan pun jika diminta main bulu tangkis dia tidak akan dapat menjadi Jordan yang sekarang.
Mereka sudah menemukan apa yang terbaik dari dirinya, tidak semua bidang mereka kuasai. Ada satu keahlian yang mereka asah terus dan akhirnya mereka menjadi legend di bidangnya itu.
“Kita juga harus mencari impian dan passion tersembunyi dalam diri kita, ada yang mau jadi pebisnis, pemain bola, atlet musisi atau lainnya. Seperti hanya Eminem seorang yang kulit putih bisa menjadi rapper padahal sebenarnya kita tahu, rapper dulu biasanya berkulit hitam. Tapi dia mendobrak itu semua, dia menemukan impian dan bakat dalam diri menjadi luar biasa dan tidak peduli apa kata orang dan kini berhasil,” jelasnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (20/9/2021).
Maka, sama seperti sebuah inovasi, dalam diri juga harus dilihat apa yang kita cari atau kita inginkan saat ini. Kita juga harus melihat sekitar apakah ada permasalahan di sekitar kita karena di dalam masalah itu ada kita juga akan bersikeras mau mencari solusi dari permasalahan itu dan solusi itu bisa kita jual. Semua dapat belajar dari Go-jek ada permasalah lalu bertemu solusi.
Membuat inovasi dan bisnis pun demikian, ketika kita sudah mempunyai solusi, harus cek dulu ke market. Caranya mengetes market bukan menawarkan ide tapi seolah-olah kita sudah menjalankan ide atau bisnis tersebut.
“Yakinkan mengenai bisnis itu kepada seseorang agar mereka mau membeli produk atau menggunakan jasa kita. Kalau sampai dia berkenan berarti memang testing kita sudah berhasil,” jelasnya.
Setelah itu kita coba untuk membangun tim yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.Bagaimana tim itu memiliki kelebihan yang berbeda-beda tapi saling mengisi satu sama lain, saling menutupi kekurangan dan yang pastinya saling mendukung satu sama lain.
Jika sudah memiliki tim jika memang ingin melanjutkan ide/keahlian kita ini sebagai bisnis dapatkan modal. Dengan cara, aset yang kita miliki, dari investor, kita diberi modal lalu mereka mereka akan dapatkan saham dan yang terakhir dari pinjaman kita diberi kewajiban untuk membayar setiap waktu yang ditetapkan berasal dari bank korporasi atau individu.
Lalu tahap selanjutnya membuat Minimal Viable Product (MVP) dan cari Unique Selling Point (USP). MVP itu buat dulu dalam skala kecil baru kita bisa cari investor kemudian USP ialah cari keunikan dari bisnis atau diri.
Keunikan itu berasal dari kita sendiri, ide yang unik jika yakin akan menjadi ciri khas produk yang akan kita hasilkan.
Webinar juga menghadirkan pembicara Tetty Kadi (anggota DPR 2009-2014), Didin Miftahudin (Founder Gmath Pro Indonesia), Ira Pelitawati (pegiat literasi) dan dr. Maichel Kainawa sebagai Key Opinion Leader.