Di media sosial apa yang diposting itu dapat bebas dikomentari oleh orang lain. Begitu juga saat berkarya, siapapun dapat langsung menerima respon dari orang yang melihat karya baik suka atau tidak suka, memberi saran dan kritik. Hal itu menjadi sangat terbuka lebar untuk dilakukan.
Mengenai berkomentar yang harus di miliki oleh para pengguna media digital ialah etika saat berkomentar. Bukan hanya itu saat menerima komentar pun kita harus bermental baja apalagi para kreator konten.
“Karena di media sosial itu berisi segala macam karakter orang. Di dalam ruang digital dunia yang cukup luas ini jangan jangan sampai kita terlalu membesar-besarkan atau istilahnya masukkan ke dalam hati jika ada komentar yang tidak enak. Sebab bisa saja orang itu hanya iseng untuk berkata seperti itu kepada kita,” jelas Aprindo Sihombing, dosen Institut komunikasi dan Bisnis LSPR saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/9/2021).
Saat berkomentar yang paling penting adalah tahu apa yang sedang dibahas. Jangan sampai salah konteks yang dimaksud supaya tidak terjadi miskomunikasi. Lalu kita juga harus memikirkan apakah yang kita komentar itu bermanfaat atau tidak. Atau menyadari perkataan kita dapat membantu orang lain atau tidak.
“Tanyakan pada diri sendiri sebelum tangan mulai mengetik apabila ingin memberi nasehat, sebaiknya bicarakan langsung pada yang bersangkutan jika ingin menebar kebaikan lalu lakukan dengan bahasa yang baik dan tidak menghakimi,” pesannya.
Pastikan komentar kita selalu yang baik bukan provokatif sekalipun kita melihat ada status atau kita ingin mengomentari sebuah posting-an yang provokatif. Usahakan kita tidak ikut menghakimi atau mengompori ataupun lebih baik tidak berkomentar sama sekali. Sebab tidak semua postingan itu harus dikomentari Tidak semua yang kita pikirkan itu harus dikeluarkan begitu saja.
Terkadang seseorang bersuara hanya untuk meramaikan kolom komentar atau menimpali komentar orang lain, sebenarnya hal seperti ini harus dihindari.
Webinar juga menghadirkan pembicara Virginia aurelia (pebisnis online), Made Sudaryani (Konsultan dan Praktisi SDM), Muhammad Agreinda (Relawan TIK Indonesia), dan Tresia Wulandari sebagai Key Opinion Leader.