Memanfaatkan teknologi untuk mempromosikan budaya. Tidak ada salahnya untuk melakukan itu karena menjadi bagian dari konten positif yang ditebar di dunia digital.
Budaya masih dianggap kurang banyak yang konsisten menjadi seorang kreator konten khusus kebudayaan. Kecuali biasanya mereka memang seniman asli yang ingin melestarikan budaya bangsa.
Padahal budaya membuat konten yang dapat menghadirkan pengalaman mengeksplorasi budaya dengan lebih. Jarang ada aplikasi mengenai wisata dan budaya, entah game atau aplikasi lainnya yang berbasis wisata dan budaya.
“Inovator-inovator Indonesia masih kurang tergerak, memang sudah ada beberapa. Padahal aplikasi berbasis wisata penting untuk memudahkan para wisatawan. Ini juga menyangkut soal ekonomi rakyat yang berada di sekitar tempat wisata,” jelas Shanti Kusmiati pengurus Relawan TIK Indonesia saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021).
Selanjutnya, pemanfaatan teknologi pada promosi budaya dan wisata. Bukan hanya kewajiban para kreator konten dengan banyak pengikut yang berkewajiban untuk memposting kebudayaan Indonesia. Namun siapapun warga negara Indonesia di ruang digital berkewajiban untuk mempromosikan budaya Indonesia. Sederhana saja, dengan mem-posting budaya daerah sendiri, mengenalkan makanan khas, tempat bersejarah hingga ritual adat yang biasa dilakukan.
“Konten-konten budaya seperti itu menjadi salah satu konten positif yang memang seharusnya ada di ruang digital kita. Jadi tidak harus mereka para selebgram atau youtuber yang mengisi konten dengan budaya Indonesia,” jelasnya.
Sebab dengan posting kebudayaan seperti itu, kita sudah membanjiri ruang digital dengan konten positif. Bukan posting yang hanya berisi hal-hal bersifat keluhan, sindiran atau apapun mengenai keadaan di negara kita saat ini.
Webinar juga menghadirkan pembicara Lim Saw Liang (Owner Madame Lim), Aditianata (dosen Universitas Esa Unggul), Ismita Saputri (Founder Kainzen Room), dan Sari Hutagalung sebagai Key Opinion Leader.