Sebelum masuk era digitalisasi, interaksi masih dilakukan secara konvensional melalui telepon umum atau secara langsung. Berbeda dengan setelah adanya era digitalisasi, kita dengan mudahnya berkomunikasi dan melakukan banyak hal hanya dengan satu gawai dan koneksi internet.
Irma Nawangwulan, Dosen International University Liason indonesia menjelaskan, saat ini pengguna internet didominasi oleh generasi Z, yang menggunakan internet rata-rata lebih dari 7 jam. Kemudian, diikuti pengguna internet dari generasi Y atau milenial, generasi X, dan baby boomers.
“Ketika kita ingin bekolaborasi dengan orang dari beda generasi tentu bahasanya harus disesuaikan, target marketnya juga harus disesuaikan,” ujar Irma dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (1/9/2021).
Pengaruh dari digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan membuat kita harus mempelajarinya, baik sukarela maupun terpaksa. Ia mengatakan, di era ini juga kita perlu melakukan kolaborasi, yakni interaksi antar individu dengan individu lainnya. Ada kerjasama, diskusi, menyamakan pendapat untuk tujuan tertentu. Kolaborasi ini melibatkan kesadaran, motivasi, partisipasi, refleksi, dan keterlibatan dari dua pihak.
Dalam paparan Irma, kolaborasi memiliki beberapa keuntungan. Bagi UMKM, kolaborasi dapat memberikan pelajaran baru, membangun jaringan, meningkatkan reputasi bisnis, hingga memberikan suatu perubahan positif dan inovatif. Selain itu, terdapat juga kolaborasi antar instansi, seperti perusahaan dengan kampus untuk menghasilkan suatu teknologi baru.
Lalu bagaimana kita berkolaborasi di ruang digital? Irma menerangkan kemudahan berinteraksi di ruang digital. Pertama, menggunakan bahasa yang sopan dan memperhatikan kepada siapa kita berkolaborasi. Kedua, bijak dalam menyebarkan informasi. Ketiga, membuat konten produktif bersama. Keempat, mempertanyakan kepada diri sendiri apakah sesuatu yang dikolaborasikan itu positif atau tidak.
“Kalau kita berbicara di dunia digital, tentunya dalam berkolaborasi harus bisa menjaga etikanya. Karena apabila salah satu jatuh, partnernya pun akan ikutan jelek,” jelasnya.
Jangan sampai kita mematikan rezeki orang lain yang berkolaborasi dengan kita hanya karena kita senang menyebarkan hoaks, berkomentar negatif, atau menyebarkan ujaran kebencian. Karena apapun yang kita tulis di dunia maya merupakan cerminan kita di dunia nyata. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kesadaran dan menyebarkan sikap positif di ruang digital.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Sandy Natalia (Co-Founder of Beauty Cabin), Henry V. Herlambang (CMO Kadobox), Benny Daniawan (Dosen SIstem Informasi Universitas Buddhi Dharma), dan Bianca Utaya (Key Opinion Leader).