Secara psikologis yang mempengaruhi etika digital ialah emosi manusia karena yang berkomunikasi di ruang digital adalah manusia yang memiliki pikiran, perasaan dan emosi. Hal tersebut dikatakan oleh psikolog Aat Indrawati Ridwan, jangan sampai kita terjebak dalam diri yang dipenuhi dengan emosi yang negatif.
“Kalau energi negatif nanti asumsinya belum tentu benar, opininya akan keluar terlalu cepat. Jika ada ada yang salah sedikit di ruang digital. Kita langsung memberikan opini tanpa berpikir panjang. Perspektif kita menjadi subjektif, kita menjadi orang yang gagal mengelola emosi,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (05/10/2021).
Pengaruh etika digital itu adalah pada saat situasi yang membuat stimulus respon menjadi tipis atau sumbunya pendek antara stimulus dan respon. Begitu ada stimulus seseorang langsung bereaksi, langsung bersiap membalasa siapa yang mengganggu. Ada negativitas dalam pikiran sehingga terpancing.
Stimulus jika dilemparkan kepada orang yang tidak tepat karena ada emosi kecewa, sedih, frustasi itu tidak diolah oleh kita sehingga rentan terhadap stimulus jadi mudah terpancing oleh respon itu. Aat menegaskan, orang yang cepat bereaksi atau impulsif itu di dalam dunia digital menjadi lupa dengan etika digital, mereka tidak ada jeda untuk berpikir.
Faktor yang mempengaruhi etika digital lainnya dalam kaitannya dengan komunikasi, apabila bertemu dengan orang yang memiliki gaya menyerang, yang ada yang ada di pikirannya itu hanya menang atau kalah dan membuat seseorang itu empatinya menjadi hilang.
Lalu ada juga orang yang gaya mengalah cenderung pasif menerima namun ad maksud. Mereka akan menyerang di belakang atau senangnya menyindir tidak blak-blakan.
“Ada juga tipe orang dengan gaya menang menang orang ini cenderung untuk mengetahui, menyadari setiap orang memiliki hak. Mereka cenderung hidup yang netral objektif tipe yang seperti ini tentu akan lebih tenang aman dan memiliki niat mulia di dalam dirinya,” jelasnya.
Jadi dalam beretika digital ini sebaiknya kita memakai gaya menang menang kita menyadari apa hak dari setiap orang. Harus saling melindungi, harus saling membantu dan menyemangati bukan saling menjatuhkan. Hal lain yang mempengaruhi etika digital lainnya adalah saling menghargai atau respect. Biasanya dasar dari saling menghargai ini norma religi. Bagaimana kita membawa kedamaian menjadi penyebab kedamaian untuk orang lain saat aturan dan lainnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Billy Kwanda (Wakil Ketua Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional Jawa Timur), Stelita Marsha (Staf Ahli Kemendikbudristek), Aidil Wicaksono (Managing Director Kainzen Room), dan Tresia Wulandari sebagai Key Opinion Leader.