Setiap anak memiliki karakter dan kapasitas yang berbeda-beda. Dalam hal belajar, orang tua tidak bisa memaksa anak untuk menekuni cara belajar yang bukan karakter dan tidak sesuai dengan kapasitasnya.
Katherine seorang praktisi kesehatan mengatakan, dalam proses belajar anak terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Di antaranya, anak, tenaga pengajar, orang tua, dan lingkungan. Di masa pandemi, faktor yang paling mempengaruhi adalah lingkungan karena anak, tenaga pengajar, dan orang tua perlu beradaptasi dengan cara belajar baru.
“Sekarang anak itu harus diawasi dalam belajar. Tetapi, di lapangan kita banyak melihat orang tua yang mengalami stress dan kebingungan saat menemani dan mengawasi anak sekolah online,” tutur Katherine dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (07/10/2021).
Sebenarnya, belajar online ini memiliki beberapa kelebihan, seperti materi digital yang bisa diulang-ulang dengan format beragam, lebih efisien, orang tua bisa menilai karakter anak, mengetahui kekurangan anak, serta mengawasi proses belajar pada anak.
Katherine menerangkan, dalam proses belajar anak ada kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan jasmani, rasa aman, kasih sayang, penghargaan, rasa bebas, dan rasa sukses. Kebutuhan ini digunakan sebagai penunjang anak dalam kegiatan belajar. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dengan baik, berpotensi menurunkan performa anak dalam belajar.
Akibatnya, anak menjadi kurang fokus dalam belajar. Solusinya, orang tua bisa berkomunikasi dengan anak tanpa amarah, teriakan, dan bentakan. Di samping itu, komunikasi pun bisa dilakukan secara dua arah, berdiskusi mencari solusi bersama, dan memberikan apresiasi kepada anak.
Mengatur ruang belajar anak sesuai dengan keinginannya agar anak bisa lebih fokus, menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, mendiskusikan masalah belajar anak dengan tenaga pengajar. Orang tua juga boleh menemani anak belajar apabila kondisi memungkinkan.
Hal terpenting, berikan anak waktu istirahat dan manajemen stress. Anak dan orang tua perlu manajemen stress agar proses belajar lancar dan tidak ada suasana negatif.
“Kalau orang tua bisa memanajemen stressnya dan bisa memberikan komunikasi yang lebih baik ke anak. Ini akan membuat anak lebih tertarik untuk bisa bekerja sama dengan orang tua,” ungkapnya.
Gunakan aplikasi tambahan seperti video animasi untuk menambah semangat dan ketertarikan anak dalam belajar. Animasi-animasi ini bisa didapatkan melalui berbagai platform digital. Menurut Katherine, aplikasi sejenis ini bisa membantu pembelajaran karena cara penyajian masing-masing aplikasi berbeda dan membuat anak memiliki banyak pilihan.
Selain itu, hal lain yang diperhatikan adalah screen time. Karena sekolah online meningkatkan hal tersebut. Untuk mengatasinya, orang tua boleh membatasi waktu dan membuat jadwal kegiatan penggunaan gadget. Ketika anak memegang gadget, awasi konten yang dikonsumsi. Berikan edukasi kepada anak terkait dampak negatif dari konten negatif tersebut.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Febriyanti Kristiani (Founder @vitaminmonster), Arya Shani Pradana (CEO & Founder Tekape Workspace), Akhmad Rofahan (Ketua RTIK Cirebon), dan Benito sebagai Key Opinion Leader.