Berjualan via online kini semakin banyak yang melakukan dari seluruh kalangan. Banyak cara yang dapat dilakukan, seperti membuat website yang konon dipastikan banyak pembeli. Benarkah demikian?
Aristyo Hadikusuma, dosen Universitas Telkom mengatakan hal itu hanya mitos belaka masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Toko online itu bertujuan untuk agar produk atau jasa kita dikenali oleh pasar digital yang tuju.
Toko digital tidak hanya website tetapi ada media sosial yang biasa kita gunakan untuk berjejaring seperti Facebook, Instagram bahkan YouTube juga bisa kita gunakan sebagai toko online. Sebab Facebook ini ada marketplace, kita harus tahu siapa yang biasanya menggunakan Facebook. Rata-rata mereka yang sudah lebih tua yang masih mengakses Facebook.
“Jadi kalau kita memiliki produk untuk kalangan orang tua, cocok untuk memiliki toko online di Facebook. Kalau produknya anak muda sekali, lebih baik bukan di Facebook cari platform yang lain seperti Instagram,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (07/10/2021).
Instagram memang sama dengan Facebook kini dapat digunakan untuk menempatkan produk kita. IG Shop khusus untuk mereka yang menjajakan dagangannya. Fitur terbaru Reels dapat digunakan untuk berpromosi. Konten yang dibuat tentunya untuk anak muda sehingga jika produk kita menyasar para generasi muda, IG shop dan reels sangat cocok digunakan.
Google juga dapat digunakan untuk membantu bisnis kita, sebagai search engine terbesar di dunia, tentu Google menjadi peluang yang besar. kalian ingin Google menjadi salah satu alternatif untuk meraih market digital. Selanjutnya WhatsApp, yang biasanya digunakan untuk berkomunikasi antara penjual dan pembeli.
“Jika sudah menggunakan WhatsApp Business, penjual dapat menyimpan produk-produk yang bisa dilihat juga oleh konsumennya. Seperti katalog online yang juga dapat dimanfaatkan teman-teman kita saat berkomunikasi dengan kita. Di status WhatsApp juga dapat digunakan untuk melakukan promosi,” tambahnya.
Media sosial yang kini tengah naik daun TikTok juga dapat dimanfaatkan untuk toko online. Namun tentu konten yang dihasilkan lebih unik karena menggunakan musik atau suara. Diharapkan dengan toko online di TikTok dapat membuat target pasar lebih menarik, tentunya ini untuk produk segemen anak muda.
Terakhir, di aplikasi seluler yakni untuk Android dan IOS. Jika ingin memiliki toko berbentuk aplikasi disini memang membutuhkan biaya yang cukup besar karena kita membangun aplikasi. Pengembangannya juga tidak sebentar membutuhkan waktu dan juga perawatannya cukup sulit. Untuk ini memang sepertinya harus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar ataupun memang para web developer yang memiliki usaha sendiri. Jadi dia membuat atau mengembangkan aplikasi untuk bisnisnya sendiri.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Bukhori (Relawan TIK Sukabumi), Rabindra Soewardana (Direktur Radio Oz Bali), AmyKamila (Creativepreneur), dan Ribka sebagai Key Opinion Leader.