Era digital saat ini merupakan hal tidak dapat kita tolak. Pada awalnya kita melarang anak-anak untuk menggunakan gawai dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi saat pandemi gawai itu sendiri harus diberikan kepada anak untuk mereka belajar online.
Mau tidak mau kita semua akan terpapar di dunia online ini. Namun jangan sampai kita dan anak khususnya terpapar hal-hal buruk yang ada di dunia digital seperti pornografi.
Nuraeni Ratna Sari, Analis Kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan menyatakan, sebagian besar membutuhkan peranan keluarga dan lingkungan sekitar. Orang yang lebih dewasa dalam mendampingi anak ketika mengakses internet adalah hal yang paling penting. Ketika anak menggunakan internet kita melihatnya dan ketika muncul iklan atau gambar-gambar tidak pantas kita seketika bisa mengenali hal tersebut.
Adalah hal yang berbeda ketika anak mengakses hal tersebut atau tidak sengaja konten negatif muncul sendiri. Jika anaklah yang mengaksesnya maka ini akan menjadi awal dari segala hal membahayakan.
“Maka kita harus bisa menjelaskan situs tersebut tidak baik dan dampaknya akan sangat tidak baik. Bagaimana cara memberikan pemahaman anak tentang situs tersebut dijelaskan bahwa internet itu tidak semuanya harus kita lihat kita harus memilah dan memilih mana yang akan diperhatikan dan berguna untuk kita. Sehingga anak-anak kita bisa menggunakan internet dengan bijak,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021).
Kemudian, orang tua harus memberikan pendidikan seks sesuai dengan usia perkembangan. Beritahu mereka, ada bagian-bagian tertentu yang tidak boleh kita foto apalagi upload atau ceritakan kepada orang lain. Meskipun misalkan orang itu sama jenis kelaminnya.
Kita juga harus mengetahui dan mengenali teman serta lingkungan sekitar anak. Baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
“Teman merupakan bagian yang penting dari anak-anak kita. Maka penting juga untuk mengetahui perilaku-perilaku dari teman-teman mereka. Kemudian, latih anak agar mampu berkata tidak terhadap ajakan untuk berbuat di luar kewajaran pertemanan. misalkan, meminta tidak menggunakan busana dan lainnya,” jelasnya.
Berikan anak perhatian, kasih sayang, penghargaan sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian orang lain secara berlebihan. Buat juga aturan bersama agar anak merasa dilibatkan sehingga merasa sukarela untuk melakukannya karena itu berdasarkan kemauan mereka juga.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Zacky Badrudin (Owner Visquares), Yoseph Hendra (dosen Tarakanita), Aat Indrawati Ridwan (Psikolog), dan Deya Oktarissa sebagai Key Opinion Leader.