Kini banyak masyarakat yang malas membaca berita lebih senang membaca informasi melalui media sosial. Padahal disaat arus informasi yang deras saat ini, berita bohong ada dimana mana.
Padahal di media massa itu jauh dari hoaks karena berita yang disajikan oleh wartawan yang memang memiliki kewajiban menghadirkan berita sesuai fakta. Wartawan memiliki payung yakni dewan pers, ada kode etik jurnalistik diatur dalam undang-undang. Hal tersebut disampaikan Afif Farhan, Wakil Redaktur Detiksport. Dia berharap masyarakat dapat mencari berita hanya dari media massa terutama yang terdaftar di dewan pers.
Jika membagikan konten yang belum dipastikan kebenarannya pun itu sudah tinda kejahatan. Termasuk penyebar hoaks, sesuai UU ITE pada pasal 45 ayat 1 UU No.19 tahun 2016 tentang informasi dan transaksi elektronik diancam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp 1 Miliar.
Afif memberikan tips cara kita untuk mencegah dan menanggulangi berita hoaks. “Rajin mencari informasi dari media massa, tidak salahnya kita menghabiskan sewaktu iseng buka media massa. Kemudian perbanyak baca buku, ini penting, buku jendela dunia. Buku apa saja pasti di situ ada informasi atau wawasan pengetahuan yang pasti akan diingat otak kita,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (11/11/2021).
Ikuti para pakar di media sosial kita, misalnya dokter bukan hanya sekadar influencer namun mereka yang ahli di bidangnya. Sehingga informasi yang disampaikan bukan hanya opini. Terlebih di saat Covid-19 melanda jangan sampai kita mengikuti saran dari mereka yang hanya berdasarkan pengalaman bukan dari ilmiah.
Apalagi menyangkut kesehatan atau pengobatan penyakit, kita harus pintar dalam memilih siapa yang harus kita ikuti sarannya. Pilihan mereka yang kita ikuti di media sosial seperti dokter, psikolog, psikiater, perencana keuangan dan lainnya yang berguna untuk kita dalam menjalani hidup.
“Isi aktivitas kita dengan aktivitas gerak. Selain mengisi waktu luang dan tanpa selalu memegang gawai serta akses internet. sehingga kita tidak ketergantungan dengan dunia digital,” lanjutnya.
Berbagai aktivitas berat ini penting banget karena kecerdasan seseorang tidak hanya di otak tapi juga pada hal lain yang berkaitan dengan aktivitas gerak sehari-hari. Lantas ketika sudah ada hoaks di depan mata, pastikan untuk tidak perlu membagikan atau menginformasikan jika ini informasi hoaks dan berikan buktinya. Sehingga orang lain dapat mempercayainya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (11/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Yoseph Hendrik (Dosen Sekolah Tinggi Tarakanita), Ranita Claudiya Akerina (Training Officer PT. Equine Global), Michael Sjukrie (Kreator Konten Underwater), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.