Sektor yang sudah bertransformasi digital yakni sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, teknologi dan komunikasi dan sosial budaya. Jika dulu kita berpikir harus bertemu secara langsung, bertatap muka selalu, sekarang bisa bertemu bahkan lebih banyak sampai ujung Indonesia.
Sektor pemerintahan pun kini melalui online seperti untuk perpanjangan STNK dan laporan pajak. Littani Wattimena, Brand Communication Strategist menjelaskan, urusan keagamaan pun demikian. Semua berdakwah melalui media sosial lebih mencari anak muda atau berkhotbah melalui streaming di gereja-gereja yang bisa diikuti dari mana saja.
Memang tidak ada yang baru semua serba lama, sebelum ada digital berkembang, sektor-sektor ini sudah ada hanya yang berubah adalah budaya digital atau cara baru kita dalam menjalankan budaya sehari-hari ke dalam bentuk digital. Kita menjalankan kebudayaan kita dalam bentuk digital, jadi bukan budaya baru. Apakah kita sudah siap dengan dunia yang bertransformasi?
“Kita sudah siap maka harus memahami empat pilar literasi digital, ketika kita sudah memahami empat pilar literasi digital yakni kecakapan digital, Budaya digital, etika digital dan keamanan digital akan lebih mudah menjalankan budaya digital ini,” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/11/2021).
Perubahan itu tidak terjadi secara tiba-tiba pasti dan yang memulai, menyebarkan dan menjadi sebuah budaya. Transformasi digital sudah masuk ke dalam lingkup rumah masing-masing.
Budaya yang akhirnya bergeser karena sudah ada satu orang yang melakukan lalu merembet ke banyak orang. Begitu juga dengan budaya digital Bagaimana akibat satu kelompok yang menggunakan sebuah canggihan teknologi kelompok lain pun akan menyusul karena melihat kemudahan yang dirasakan.
Misalnya dalam penjualan online ketika ada satu toko yang merambah digital dengan membuat konten lalu dapat menarik banyak konsumen hampir dipastikan tokoh yang lain pun akan mengikuti jejaknya. Memberi inspirasi dan dan trik inspirasi menjadi hal yang lumrah pada saat ini begitu juga kolaborasi.
“Di era digital saat ini tidak ada lagi persaingan yang yang benar-benar terjadi di industri bisnis. Di era transformasi digital justru kolaborasi atau kerjasama antarsatu brand dengan brand yang lainnya sudah menjadi hal yang biasa. Mereka memanfaatkan konsumen masing-masing untuk dapat menambah konsumen mereka,” jelasnya.
Ini kita bisa menyaksikan bagaimana brand make up dapat berkolaborasi dengan brand makanan. Bukan hanya itu tren selanjutnya adalah para influencer juga digandeng untuk bekerjasama oleh para brand dalam memikat para followers dari influencer tersebut untuk dapat menjadi konsumen brand itu.
Maka, perubahan digital di di sektor bisnis bukan hanya pindah dari toko offline ke online juga bukan dengan cara mereka mempromosikan produknya secara lebih luas tetapi bagaimana cara strategi untuk memasarkan. Dibutuhkan sebuah kepekaan dari melihat pergeseran konsumen di era transformasi digital ini.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Bambang Iman Santoso (CEO Neuronesia Learning Center), Asep Suhendar (Relawan TIK dan kreator konten), Stefany Anggraini (Beauty Influencer), dan dr. Wafika Andira sebagai Key Opinion Leader.