Struktur sosial masyarakat saat ini dibangun dari jaringan berbasis informasi digital dan teknologi komunikasi. Adanya teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas manusia.
Di Indonesia sendiri, transformasi digital mempengaruhi urusan kewarganegaraan, gaya hidup, dan kegiatan jual beli melalui e-commerce. Kelebihdan dari masyarakat digital tersebut lebih memudahkan interaksi tanpa ada batasan ruang dan waktu. Aktivitas masayarakat secara umum pun lebih cepat, efektif, dan efisien. Transformasi pada masyarakat digital turut memperluas lapangan kerja yang ada, terutama yang berikaitan langsung dengan teknologi informasi, dan komunikasi.
“Berbagai cara agar kita bisa menjadi masyarakat digital yang pintar dan terhindar dari dampak negarifnya,” ucap Made Sudaryani, Founder Assesme.id dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (30/11/2021).
Pertama, beradaptasi mengikuti perkembangan digital. Kedua, mengenali peluang berupa pembelajaran, koneksi, hingga waktu yang tepat untuk membangun bisnis. Ketiga, Cakap bermedia dengan menguasai keahlian untuk memanfaatkan media digital. Keempat, aman bermedia dengan memahami batasan privasi, berbagi informasi, atau akses situs. Kelima, etika dalam bermedia digital yang merefleksikan diri. Keenam, produktif dalam bermedia untuk mendorong kemajuan pribadi dan lingkungan sekitar.
“Banyak orang menganggap peluang era digital sangat terbatas. Justru di era digital ini peluang sangat banyak, apapun serba mungkin,” tuturnya.
Untuk mampu menganalisis peluang, kita bisa menggunakan konsep 5W+H. Dari konsep ini, kita bisa menemukan peluang baru yang bisa menyelesaikan dan memberikan solusi atas apa yang dialami sekitar kita ataupun kebutuhan pasar.
Kenali diri sendiri, mengasah kelebihan, menciptakan peluang baru dari kelebihan, serta konsisten untuk melakukan hal-hal yang kita sukai atau sedang ditekuni. Sebab di dunia digital, yang mampu beradaptasilah yang mampu bertahan dan bertumbuh.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Febriyanti M. Kristiani (Founder @vitaminmonster), Mario Devys (Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia), Felix Kusmanto (Dosen dan Peneliti SDM), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.