Ketika kita menjadi masyarakat digital beberapa aspek kehidupan kita tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Terjadi pergeseran pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat dalam akses dan distribusi informasi.
Masyarakat Indonesia akan semakin mudah dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan informasi fitur dari medium komunikasi yang interaktif. Ada beberapa transformasi di era digital, seperti kita ketahui di dalam pendidikan dulu proses belajar mengajar selaku tatap muka sekarang dengan bantuan teknologi anak anak terbiasa belajar dari jarak jauh.
Survei dari Asosiasi Jasa Internet Indonesia, saat ini pengguna internet sekitar 73,7% di Indonesia tahun 2020. Ada perkembangan atau peningkatan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya 64,8 %. Pengguna internet paling banyak 14,1% rentang usia dari 20- 24 tahun kemudian disusul ada umur 25-29 tahun 13,1% dan usia 30-34 tahun sebanyak 10,6%.
Jika kita lihat, para pemuda menggunakan akses internet paling banyak. Inilah yang menjadi salah satu pelopor masyarakat, pemuda dapat menjadi control terhadap pengguna internet di Indonesia pada umumnya. Sehingga apa saja yang harus dilakukan oleh para pemuda.
Carudin, dosen Universitas Singaperbangsa Karawang yangbjuga Founder &CEO Momby Indonesia menyarankan, para pemuda mencoba untuk membuat sebuah lingkungan atau sebuah komunitas yang produktif. Seperti sejarah dulu hadirnya Sumpah Pemuda. Bagaimana dapat dibayangkan akhirnya kita bisa bersatu berbicara dengan dengan masyarakat digital saat ini yang informasi akses yang sangat tidak terbatas.
“Tentu seharusnya ini dapat menjadi peluang kita untuk bersatu membangun Indonesia untuk lebih baik di dunia maya dan digital,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (03/12/2021).
Selanjutnya para pemuda tentu dapat meningkatkan kreatif dan inovatif seperti yang Presiden katakan pemuda harus bisa membangun diri dengan konten-konten positif. Sehingga harapannya untuk generasi selanjutnya itu dapat terselamatkan hadir konten positif dan menjadi contoh mereka. Sebab, ruang digital seperti samudra yang sangat luas ada positif dan negatif.
“Jika para pemuda itu menjadi pelopor masyarakat digital yang sehat harapannya generasi-generasi selanjutnya pun menjadi generasi generasi yang produktif. Jika kita melihat generasi selanjutnya biasanya memang akan meniru generasi sebelumnya. Profesi konten kreator kemungkin akan semakin diminati, semoga generasi sekarang dapat memberi contoh yang baik,” ujarnya.
Selanjutnya, bagaimana beretika di ruang digital yang baik, itu dapat contohkan untuk generasi penerus. Ketika sudah membuat konten yang baik, selanjutnya berperilaku juga penuh etika. Misalnya dalam berkarya selalu melihat adakah kemiripan dengan karya orang lain, jangan sampai kita meniru. Kita mampu menyebutkan sumber jika memang mengulang karya orang atau hanya sekadar terinspirasi. Itu menjadi bagian dari beretika saat membuat sebuah karya.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Indira Wibowo (Publik Speaker), Kathrine (Owner organicrush), Ranita Claudiya Akerina (Training Officer PT. Equine Global), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.
