Perusahaan Manajer Investasi (MI) PT BNP Paribas Asset Management menilai kebijakan tapering oleh Bank Sentral Amerika Serikat The Fed yang tengah menjadi fokus perhatian pasar saat ini diperkirakan tidak akan membawa dampak yang terlalu signifikan pada pasar domestik.
“Volatilitas pasar akan selalu ada. Namun, melihat kondisi fundamental pertumbuhan Indonesia yang cukup kuat saat ini, kami optimis Indonesia dalam posisi yang siap menghadapi tapering yang akan berlangsung hingga pertengahan tahun 2022 nanti,” kata Direktur & Head of Fixed Income PT BNP Paribas Djumala Sutedja
Menanggapi dampak tapering terhadap arus kepemilikan asing di Indonesia, lanjut Djumala, sentimennya pun cenderung lebih baik. Djumala menerangkan minat asing untuk berinvestasi di pasar negara berkembang memang masih selektif.
“Net inflow lebih banyak terlihat pada negara-negara yang dinilai mampu mengendalikan pandemi COVID-19 yang lebih baik dan tingkat vaksinasi yang tinggi,” ujar Djumala.
Per 5 November 2021, Indonesia tercatat masuk dalam kelompok negara-negara yang dianggap mampu mengendalikan penyebaran infeksi COVID-19, sebagaimana diukur dari Reproduction Rate-nya yang stabil berada di bawah angka 1.
Lebih lanjut, BNP Paribas menilai kondisi pasar saat ini mendukung kinerja pasar obligasi Indonesia ke depannya. Djumala melihat adanya perbedaan sensitivitas antara obligasi rupiah (IDR) dan dolar AS (USD) terhadap dinamika pasar dari global.