Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kesuksesan hilirisasi nikel dalam meningkatkan penerimaan negara hingga 17 kali lipat. Jokowi menegaskan pentingnya terus mendorong hilirisasi industri untuk meningkatkan pendapatan negara yang dapat digunakan untuk proyek pembangunan.
Jokowi menanggapi keraguan sebagian publik terhadap peran hilirisasi industri dalam membangun ekonomi negara. Dia mengilustrasikan bahwa hilirisasi nikel telah meningkatkan pendapatan negara dari Rp 30 triliun dalam satu tahun menjadi Rp 510 triliun sejak dimulainya program hilirisasi pada 2020.
“Dari Rp 30 triliun menjadi Rp 510 triliun, terus pemerintah dapat apa? Dari Rp 30 triliun saat kita ekspor mentahan, kita kan dapat royalti pajak, kita dapat bea ekspor, kita dapat berapa. Kemudian saat Rp 510 triliun muncul kita juga dapat, royalti dapat, bea ekspor dapat, gede mana yang Rp 30 triliun dan Rp 510 triliun?” ungkap Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa ketika nilai ekspor suatu industri meningkat, pendapatan negara dari pajak, bea ekspor, dan sumber-sumber lainnya juga ikut naik. Pendapatan ini nantinya digunakan oleh negara untuk membiayai proyek pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Setelah masuk negara kita transfer jadi dana desa, jadi bantuan sosial pangan, kita berikan untuk membangun infrastruktur. Jadi urutan ceritanya seperti itu,” tambah Jokowi.