– Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) mengalami penurunan tajam pada Selasa (10/10/2023) karena melimpahnya pasokan Malaysia di bulan September 2023, mencapai level tertinggi dalam 11 bulan. Hal ini terjadi seiring dengan penurunan ekspor yang berdampak pada peningkatan produksi di bulan yang sama.
Data dari BMD menunjukkan bahwa kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2023 mengalami penurunan sebesar 36 Ringgit Malaysia per ton, mencapai 3.541 Ringgit Malaysia per ton. Sementara itu, kontrak berjangka CPO untuk November 2023 juga turun sebesar 36 Ringgit Malaysia menjadi 3.539 Ringgit Malaysia per ton.
Kontrak berjangka CPO untuk Desember 2023 terkoreksi sebanyak 40 Ringgit Malaysia menjadi 3.565 Ringgit Malaysia per ton, sedangkan kontrak CPO Januari 2024 mengalami penurunan sebesar 42 Ringgit Malaysia menjadi 3.600 Ringgit Malaysia per ton.
Selanjutnya, kontrak berjangka CPO untuk Februari 2024 jatuh sebanyak 45 Ringgit Malaysia menjadi 3.633 Ringgit Malaysia per ton, dan kontrak CPO Maret 2024 melemah sebanyak 48 Ringgit Malaysia menjadi 3.652 Ringgit Malaysia per ton.
Data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) menunjukkan bahwa stok minyak sawit Malaysia pada akhir September mengalami peningkatan sebesar 9,6% menjadi 2,31 juta ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara produksi minyak sawit mentah meningkat sebesar 4,33% di bulan yang sama menjadi 1,83 juta ton, namun ekspor minyak sawit mengalami penurunan menjadi 1,2 juta ton.
Para dealer menyatakan bahwa stok yang terus meningkat di Malaysia diperkirakan akan terus bertambah karena produksi terus meningkat, sementara permintaan ekspor masih rendah. Faktor lain yang memengaruhi harga adalah ancaman El Nino, tetapi permintaan tidak terlalu berpengaruh karena India memiliki stok yang cukup dan minyak lainnya memberikan tekanan pada harga minyak sawit.