Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Royke Tumilaar, menegaskan bahwa dana pihak ketiga (DPK) di bank milik negara tidak akan digunakan oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Pernyataan ini dikeluarkan untuk menepis kekhawatiran publik terkait potensi penggunaan dana nasabah setelah peluncuran Danantara.
Royke membantah rumor yang menyebutkan adanya penarikan dana besar-besaran dari bank-bank negara akibat keberadaan Danantara. Menurutnya, kabar tersebut hanyalah interpretasi yang salah dan tidak memiliki dasar yang kuat. “Itu tidak benar, hanya kesalahpahaman. DPK tidak digunakan, yang dipakai adalah dividen,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/2).
Lebih lanjut, Royke memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada aksi penarikan dana secara masif di BNI akibat isu tersebut. Ia menegaskan bahwa likuiditas perbankan tetap dalam kondisi aman dan terkendali. “Di BNI tidak ada penarikan besar-besaran, itu hanya rumor yang tidak berdasar,” tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sunarso, menyampaikan harapannya agar pembentukan Danantara dapat memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional. Ia menekankan bahwa pelaksanaan program ini harus dilakukan dengan strategi yang tepat demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Danantara sendiri merupakan badan pengelola investasi yang baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Badan ini bertugas mengelola aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencapai nilai lebih dari Rp 14.000 triliun atau setara dengan US$ 900 miliar. Keberadaannya diharapkan dapat menjadi katalis bagi transformasi investasi strategis di Indonesia.
Peluncuran Danantara dinilai sebagai langkah besar dalam pengelolaan aset negara yang lebih efektif dan produktif. Pemerintah menyatakan bahwa entitas ini bukan sekadar lembaga bisnis, tetapi juga memiliki peran penting sebagai agen pembangunan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa Danantara merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mewujudkan Asta Cita, yakni visi besar untuk membawa Indonesia ke tingkat perekonomian yang lebih maju. “Danantara menandai era baru. Ini bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga tentang membangun masa depan ekonomi Indonesia,” ungkapnya saat peluncuran di Istana Kepresidenan.