Sistem keuangan Indonesia tengah memasuki era baru dengan hadirnya bullion bank, sebuah konsep yang menggabungkan investasi emas dengan sistem perbankan modern. Bullion bank diharapkan menjadi pendorong utama bagi ekosistem industri emas nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan emas global.
Pada 12 Februari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan izin resmi bagi PT Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk menjalankan bisnis bullion, setelah sebelumnya PT Pegadaian (Persero) mendapat persetujuan serupa. Keputusan ini membuka jalan bagi masyarakat untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan berbasis emas, mulai dari tabungan hingga pinjaman dengan jaminan emas.
Indonesia, sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia, selama ini belum memaksimalkan potensi sumber daya emasnya. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menekankan bahwa bullion bank akan mengubah lanskap industri emas dalam negeri dengan menambah nilai ekonomi hingga Rp 50 triliun. “Keberadaan bullion bank akan mempercepat pertumbuhan investasi emas ritel serta memperkuat perdagangan emas di dalam negeri,” ujarnya.
Menurut pengamat perbankan Arianto Muditomo, bullion bank tidak hanya akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor emas tetapi juga meningkatkan daya saing nasional di pasar internasional. “Dengan sistem ini, masyarakat bisa menyimpan emas dalam rekening digital, menjual atau membeli emas dengan lebih fleksibel, serta mendapatkan akses ke berbagai produk investasi emas,” jelasnya.
Selain meningkatkan likuiditas pasar emas, bullion bank juga akan mendukung inovasi produk keuangan berbasis emas. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, optimistis bahwa inisiatif ini akan meningkatkan inklusi keuangan syariah. “Bullion bank akan menjadi solusi investasi yang sesuai dengan prinsip maqashid syariah, memungkinkan masyarakat untuk berinvestasi dalam aset nyata yang stabil dan aman,” ungkapnya.
PT Pegadaian, sebagai pelopor layanan investasi emas di Indonesia, telah menyiapkan infrastruktur guna mendukung bisnis bullion ini. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Elvi Rofiqotul Hidaya, mengungkapkan bahwa pihaknya akan menghadirkan berbagai layanan, termasuk deposito emas, pinjaman modal berbasis emas, dan jasa titipan emas bagi korporasi. Selain itu, Pegadaian berencana membangun fasilitas penyimpanan emas berstandar internasional dengan kapasitas hingga 100 ton.
Dengan berbagai langkah strategis ini, Indonesia siap menjadi pusat perdagangan emas di kawasan Asia, menyaingi Dubai dan Singapura. Kehadiran bullion bank tidak hanya memberikan keuntungan bagi pelaku industri, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat luas untuk berinvestasi dengan cara yang lebih modern dan aman. Era baru investasi emas telah dimulai!