Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk kembali mencetak rekor baru setelah mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp12.000 per gram pada Kamis (13/3/2025). Kenaikan ini melanjutkan tren positif sejak hari sebelumnya yang sudah naik Rp23.000 per gram. Berdasarkan informasi dari situs resmi Logam Mulia, harga emas Antam kini mencapai Rp1.714.000 per gram, naik dari Rp1.702.000 per gram.
Rekor ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, melampaui pencapaian sebelumnya pada 5 Maret 2025, yang saat itu berada di angka Rp1.709.000 per gram. Sementara itu, harga buyback atau harga jual kembali emas Antam juga mengalami kenaikan sebesar Rp12.000 per gram, menjadi Rp1.563.000 dari sebelumnya Rp1.551.000 per gram.
Harga buyback merupakan harga yang ditawarkan kepada pemilik emas batangan jika mereka ingin menjual kembali kepemilikannya kepada Antam. Namun, harga ini berlaku di Butik Emas LM, Graha Dipta, Pulo Gadung, Jakarta Timur, dan bisa saja berbeda di gerai lainnya.
Sejalan dengan peraturan yang berlaku, pembelian emas batangan akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 0,9 persen sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017. Namun, bagi pembeli yang menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), tarif pajaknya lebih rendah, yakni hanya 0,25 persen sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 38 Tahun 2023. Bukti pemotongan pajak akan diberikan dalam setiap transaksi pembelian.
Sementara itu, untuk transaksi buyback atau penjualan kembali emas ke Antam, terdapat ketentuan pajak tambahan jika nilai penjualan melebihi Rp10 juta. Berdasarkan PMK Nomor 34 Tahun 2017, penjual yang memiliki NPWP akan dikenakan PPh Pasal 22 sebesar 1,5 persen, sedangkan bagi yang tidak memiliki NPWP, tarifnya lebih tinggi, yakni 3 persen. Pajak ini akan langsung dipotong dari nilai total buyback.
Lonjakan harga emas Antam ini mencerminkan tren kenaikan harga emas global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian ekonomi global, kebijakan moneter bank sentral, serta meningkatnya permintaan terhadap logam mulia sebagai aset safe haven. Dengan rekor tertinggi yang terus diperbarui, para investor dan pemilik emas kini tengah memantau apakah tren kenaikan ini masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.