Untuk memperkuat modal dalam rangka mendukung ekspansi bisnis dan pelunasan utang, PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) akan menggelar penawaran umum terbatas (PUT) I atau right issue. Dalam aksi korporasi ini, perusahaan akan menerbitkan 743.366.636 saham baru dengan nilai nominal Rp500 per lembar melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Informasi ini tercantum dalam prospektus yang dirilis perusahaan di Jakarta.
Pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) per 15 Mei 2025 pukul 16.00 WIB berhak atas HMETD dengan rasio 100:30. Artinya, setiap pemegang 100 saham lama akan memperoleh 30 HMETD, di mana setiap satu HMETD dapat digunakan untuk membeli satu saham baru. Harga pelaksanaan right issue ini ditetapkan sebesar Rp4.700 per lembar, sehingga perusahaan berpotensi menghimpun dana segar sebesar Rp3,49 triliun.
Dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk berbagai keperluan strategis. Sekitar 85% dari dana tersebut akan digunakan untuk membayar sebagian pinjaman perusahaan, 5% dialokasikan untuk belanja modal, dan 10% sisanya akan digunakan sebagai tambahan modal kerja. Rencana ini telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 Januari 2025.
Pihak FASW memperkirakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memberikan pernyataan efektif atas rencana right issue ini pada 30 April 2025. Manajemen FASW yakin bahwa tambahan modal melalui skema HMETD ini akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. “Penambahan modal ini akan membantu mengurangi liabilitas, memperbaiki rasio utang terhadap ekuitas, serta meningkatkan jumlah saham beredar,” ungkap direksi FASW.
Saat ini, kondisi keuangan Fajar Surya Wisesa masih dalam tekanan. Perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp1,10 triliun pada tahun 2024, meningkat 76,58% dibandingkan dengan kerugian Rp625,86 miliar pada tahun sebelumnya. Pendapatan bersih perusahaan juga mengalami penurunan tipis 0,32% menjadi Rp7,69 triliun dari Rp7,72 triliun di tahun 2023. Dengan langkah ini, diharapkan kondisi keuangan perusahaan dapat membaik dan mendukung strategi pertumbuhan jangka panjang.