Perusahaan jasa energi terkemuka di Indonesia, PT Elnusa Tbk (ELSA), melewati masa abdi panjang untuk negeri dalam usia yang sudah lebih dari setengah abad. Dari waktu yang panjang itu, membuat eksistensi Elnusa begitu sentral dalam industri energi nasional selama 56 tahun ini.
Tentu saja, Elnusa sudah melewati krisis, hingga melakukan transformasi besar untuk terus melayani negeri.
Berjalan dalam portofolio bisnis yang bertumpu pada tiga pilar utama seperti layanan hulu terintegrasi yang meliputi jasa seismik, pengeboran, intervensi sumur, serta EPC-O\&M, Elnusa juga memiliki Layanan Pendukung Migas yang meliputi konstruksi, fabrikasi, logistik laut, dan manajemen data. Dan tentu, menjalankan distribusi energi dan logistik yang di dalamnya mencakup aktivitas distribusi BBM, LPG, pelumas, serta pengelolaan armada dan gudang.
Portofolio hebat di atas, tak datang begitu saja, andai Elnusa tidak melewati badai dan ujian yang datang tak henti, semenjak pertama berdiri memegang tonggak sejarah.
Direktur Utama Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja, merunut masa-masa pelik yang dilewati Elnusa, salah satunya adalah “sengketa panjang dengan Bank Mega” yang akhirnya diselesaikan dengan gemilang, setelah kekeruhan ini berlangsung lebih dari satu dekade.
“Elnusa telah mengalami banyak sekali transformasi bisnis, baik yang diinginkan maupun tidak, untuk merespon iklim bisnis dan industri. Kami yakin hanya dengan kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas, semua tantangan bisnis dapat diselesaikan,” jelas Bachtiar.
Salah satu buah baik dari penyelesaian kasus ini pada 2024 adalah kepercayaan pasar yang begitu tinggi pada Elnusa saat ini. Hal ini tergambar dari meningkatnya harga saham Elnusa yang menembus angka Rp 550 per lembar dan menjadi level tertinggi dalam delapan tahun ini.
Untuk terus berada dalam irama yang tepat sebagai entitas bisnis untuk melayani negeri, Elnusa sangat sadar bahwa inovasi adalah keharusan. Maka, mereka aktif mengembangkan model bisnis baru di luar core migas yang menjadi wilayah mayor mereka.
Selain Pipeline Integrity Management yang bergerak di bidang keamanan jaringan pipa, Elnusa juga berada dalam geliat bisnis yang mendukung transisi menuju energi rendah karbon. Dan yang paling dekat menyentuh kebutuhan masyarakat adalah Elnusa ada di dalam progresi kendaraan listrik, dimana mereka menyiagakan stasiun pengisian baterai.
“Merupakan kebanggaan bagi kami dapat berbagai kabar baik terkait langkah strategis Elnusa dalam memperluas kontribusinya di sektor energi nasional,” sambung Bachtiar.
Lalu apa hasilnya?
Ini begitu jelas! Pada 2024, Elnusa melalui segmen Hulu Terintegrasinya, membukukan penambahan pendapatan Rp 5,1 triliun, atau naik 20% dari tahun sebelumnya. Sedangkan segmen Distribusi Energi dan Logistik perusahaan ini mencatat angka Rp 7,1 triliun, dengan pertumbuhan yang sangat positif. Perlu dicatat bahwa angka besar diatas diperoleh dalam kondisi harga minyak global yang begitu fluktuatif.
Selain dalam angka pendapatan, efisiensi dan budaya kerja karyawan juga menunjukan geliat positif yang sangat signifikan. Hal ini ditandai dengan produktivitas karyawan yang meningkat, dengan rasio pendapatan per karyawan naik 3%, laba bersih per karyawan melonjak 37%, dan EBITDA per karyawan tumbuh 12%.
Semua pencapaian luar biasa diatas juga datang dari strategi investasi yang tepat dan relevan. Elnusa sadar betul soal eksistensinya pada masyarakat, maka perusahaan ini harus terus relevan dengan kebutuhan pasar.
Maka, Elnusa begitu selektif dalam berinvestasi. Hal ini ditandai dengan capaian pada pertengahan 2025 ini, Elnusa mencatat realisasi belanja modal (capex) sudah mencapai 57% dari total Rp500 miliar.
Dana sebesar itu untuk memperkuat berbagai lini bisnis, mulai dari peralatan coiled tubing, wireline logging, rig workover, hingga pengembangan armada mereka.
“Kami berinvestasi secara selektif, memastikan setiap langkah memberikan nilai tambah bagi perusahaan sekaligus mendukung ketahanan energi nasional,” ujar Arief Prasetyo Handoyo, Direktur Pengembangan Usaha Elnusa.
Sebagai bagian dari Grup Pertamina, Elnusa terus bersinergi dengan berbagai entitas seperti Pertamina EP, Pertamina Hulu Energi, hingga Pertamina Internasional EP, dalam sebuah jalinan erat dan sinergis untuk memperkuat rantai pasok energi nasional.
Tak hanya dengan Pertamina, Elnusa juga menggandeng mitra global seperti Baker Hughes, SNF, CPECC, hingga Xcalibur Smart Mapping dalam kerja kolaboratif untuk transfer teknologi, peningkatan kapabilitas, serta membuka akses ke standar internasional.
Agar semua investasi dan strategi bisnis Elnusa berjalan dengan maksimal, kapasitas SDM adalah elemen dasar yang harus terus dikedepankan. Hera Handayani, Direktur SDM dan Umum Elnusa menjabarkan bahwa Elnusa Leaders Development Program (ELDP) berjalan begitu efektif.
Program ini dirancang untuk melahirkan calon pemimpin yang mampu menjawab tantangan industri energi masa depan. Rata-rata, setiap karyawan mendapatkan 99 jam pembelajaran per tahun, ditambah 13 program akademi yang dijalankan di seluruh grup.
Bachtiar Soeria Atmadja juga berujar bahwa Elnusa bukan hanya perusahaan energi. “Kami adalah bagian dari perjalanan bangsa menuju kemandirian energi”. Maka, perjalanan 56 tahun Elnusa ini penting dicatat dalam memori perjalanan bangsa.
Maka, “Elnusa Journalistic Award 2025” yang di helat di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta akan menjadi pendokumentasi perjalanan hebat ini.
Eksistensi besar Elnusa wajib dicatat dan menjadi sarana berkomunikasi dengan masyarakat yang kadang dalam gamangnya, mempertanyakan kehadiran negara.
Ya, Elnusa telah, sedang dan selalu melakukan itu, dalam kapasitasnya untuk melayani Indonesia dan terus menjadi kekuatan bangsa.