PT Futura Energi Global Tbk (FUTR) menyiapkan strategi jangka panjang 2025–2030 untuk memperkuat bisnis energi baru terbarukan (EBT) dan solusi rendah karbon. Salah satu fokus utamanya adalah ekspansi proyek hijau berkapasitas 100 MW yang diharapkan mampu memperbaiki rasio keuangan dan menopang pertumbuhan berkelanjutan.
Direktur Utama FUTR, Tony Agus Mulyantono, menegaskan langkah strategis ini akan didukung sinergi dengan mitra global, baik dari sisi pendanaan maupun alih teknologi. “Kolaborasi ini akan mendukung digitalisasi sistem serta memperkuat fundamental finansial dan teknologi perusahaan,” ujarnya di Jakarta.
Perseroan meyakini strategi ekspansi yang dikombinasikan dengan kerja sama internasional dapat meningkatkan daya saing sekaligus memperkuat keyakinan investor terhadap prospek saham FUTR. Menurut Tony, valuasi yang atraktif dan arah transformasi yang jelas akan menjadi modal penting untuk menjaga kinerja positif.
Meski harga saham masih bergerak di kisaran Rp79–Rp108 per lembar, manajemen menilai strategi jangka panjang akan memperbaiki rasio keuangan. Saat ini, price to book value (PBV) FUTR tercatat 2,38 kali di harga Rp79 dan 96,75 kali di harga Rp108. Price to earning ratio (PER) masih tinggi karena laba bersih perseroan berada dalam tahap awal pertumbuhan.
Return on equity (ROE) FUTR tercatat 3,37 persen, menunjukkan ekuitas mulai memberikan imbal hasil positif. Manajemen optimistis dengan peningkatan kapasitas dan efisiensi, rasio keuangan akan bergerak menuju level yang lebih ideal dalam beberapa tahun ke depan.
Sejak berdiri pada Juli 2021, FUTR telah melalui sejumlah tonggak penting. Perusahaan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Februari 2023, kemudian pada Oktober 2024 mayoritas saham diakuisisi PT Hexa Prima Nusantara (HPN) sebesar 51,22 persen.
Transformasi identitas perusahaan juga dilakukan dengan berganti nama menjadi PT Futura Energi Global Tbk pada Februari 2025, menegaskan fokus bisnis pada sektor energi hijau. Langkah ini semakin memperkuat citra FUTR sebagai pemain baru di industri EBT nasional.
Kinerja semester I 2025 menunjukkan sinyal positif meski pendapatan menurun. Laba bersih FUTR justru melonjak 246 persen berkat efisiensi biaya dan peralihan ke lini bisnis dengan margin lebih tinggi, mempertegas komitmen perusahaan dalam membangun fondasi pertumbuhan berkelanjutan.