Selama ini PT Pertamina (Persero) adalah satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar Fortune Global 500 pada 2019. Terakhir Pertamina menduduki peringkat 175.
Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan oleh majalah Fortune dengan tolak ukur utama di antaranya besaran pendapatan.
Sayangnya, posisi itu tak bertahan lama, dalam daftar terbaru Fortune Global 500, Pertamina harus rela terdepak.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menjelaskan, pihaknya sebenarnya tidak pernah mendapat konfirmasi dari Fortune Global 500 tentang keluar atau masukknya perusahaan di daftar mereka.
Hanya saja, diyakini Emma, mereka memiliki metode tersendiri dalam menentukan kriteria perusahaan dunia yang berhak menduduki daftar 500 perusahaan dengan pendapatan tertinggi di dunia tersebut.
“Setelah kita telusuri, sebenarnya kita masih terdaftar di posisi 198 untuk kinerja 2019. Hal ini kita akui memang ada industri yang tengah naik,” ucap dia kepada infobisnis, disaat acara media briefing yang digelar secara virtual, Sabtu (15/8/2020).
Meski demikian, Emma mengaku tak berkecil hati. Degan kinerja yang telah dicapai sepanjang 2019, Pertamina sudah bisa melewati beberapa perusahaan ternama di dunia Tencent Holdings dan Nippon Steel Corporation. Keduanya, kini ada di ranking 197 dan 198 dalam Fortune 500.
Dari catatan kinerjanya, Tencent Holdings pada 2019 mencatatkan pendapatan sebesar USD 54,613 miliar dan laba USD 13,506 miliar. Sedangkan Nippon Steel Corporation mencetak pendapatan USD 54,465 dan kerugian USD 3,968 miliar.
Sedangkan Pertamina sendiri untuk kinerja 2019 mencatat total pendapatan perusahaan USD 54,58 miliar dan laba USD 2,5 miliar.
Emma yakin, dengan berbagai transformasi bisnis dan efisiensi yang tengah dilakukan Pertamina saat ini, tahun depan akan kembali masuk dalam daftar Fortune GLobal 500.
“Ada aspirasi pemegang saham bagaimana Pertamina 5-6 tahun ke depan bisa mencapai ranking Top 100. Itu tantangan tapi bukan imposible,” pungkasnya.