Mendampingi anak di dunia digital itu dipastikan banyak tantangannya. Gap teknologi yang cukup jauh antara orang tua dan anak diduga menjadi penyebabnya. Masih banyak orangtua yang tidak paham digital padahal anak-anak mereka sudah ada di dunia tersebut.
Dewa Ayu Diah Angendari Peneliti Center for Digital Society (CfDS) mengatakan, di dunia digital banyak hal yang harus dipelajari orangtua. Mulai dari perangkat hingga digital literasi yang mencakup banyak hal didalamnya termasuk soal etika dan keamanan digital. Orangtua seharusnya paham ini agar dapat membersamai anak anak mereka di ruang digital. Sementara anak-anak digital native, mereka lahir hidup bersama teknologi. Kemampuan menyerap ilmu dan mengoperasikannya lebih cepat dibandingkan orangtua.
Berbicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (5/7/2021), dia menjelskan, orang tua harus memiliki ketegasan dalam memberikan batasan waktu penggunaan. “Saya tahu ini sangat sulit di saat pandemi. Paling tidak setelah urusan sekolah selesai mereka bisa lepas dulu dari gawai. Berinteraksi di dunia nyata terlebih dahulu,” ungkapnya
Berinteraksi secara nyata itu penting untuk mengindari dari kecanduan. Jika ada anak yang kecanduan video game itu ada beberapa penyebab. Salah satunya mereka kurang interaksi dengan orang-orang di sekitarnya, makanya mereka mencari hiburan dengan bermain game.
Kalau sudah seperti itu orang tua harus memberikan waktu yang lebih banyak dengan anak. “Mencoba membangun interaksi lagi dengan mereka, mengisi kekosongan jangan sampai diisi lagi oleh aktivitas di gawai dan internet,” ucap perempuan yang akarb disapa Diah ini.
Untuk kecanduan lain jika sudah sampai gangguan atau ada kelainan ini disebabkan karena ada sesuatu pada diri anak tersebut. Kalau sudah begini orang tua harus mencari bantuan profesional.
Diah menegaskan, anak zaman sekarang merupakan digital native. Jika kita tidak ingin mereka terpapar lebih banyak dari kita risikonya tinggi tapi itulah tugas kita untuk mendampingi anak-anak kita di dunia digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (5/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara lain yaitu, Enda Nasution (Kordinator #bijakbersosmed) Heni Mulyati (Mafindo), Rene Hafied (Podcaster) dan Deananda Ayusaputri sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.












