Budaya digital telah mengubah manusia, mengubah cara memahami masa lalu, mengalami masa kini dan mengantisipasi masa depan. Budaya digital memberi wawasan kritis tentang tantangan dan ruang sosial, politik dan ekonomi yang ditimbulkan oleh teknologi digital itu sendiri budaya digital memberikan masyarakat gagasan tentang cara mulai dari bangun hingga tidur.
Terlebih saat pandemi melanda Indonesia semua aktivitas dilakukan di rumah termasuk anak-anak belajar. Mereka belajar dari rumah menggunakan teknologi digital namun menuai banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Seperti kekurangan gawai jika di rumah terdiri lebih dari satu anak, kuota, sinyal hingga faktor anak-anak sendiri yang tidak betah untuk belajar di rumah.
Inilah tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan di Indonesia, bagaimana budaya digital dapat masuk dalam pendidikan dengan baik di tengah berbagai tantangan. Sehingga dibutuhkan kreativitas dari para pendidik untuk dapat membuat bahan pelajaran yang baik sehingga anak menjadi semangat untuk belajar.
Didno, Ketua RTIK Indramayu yang juga seorang guru SMP ini mengakui banyak hikmah dibalik pandemi bagi dunia pendidikan. Hal ini yang dia rasakan sendiri, pembuat pendidik atau guru menjadi lebih kreatif.
“Mereka jadi lebih kreatif untuk membuat sesuatu yang baru serta menjadi solutif untuk mencari apa yang menjadi kesusahan anak-anak didik mereka dalam belajar. Keterlampilan IT para guru pun meningkat sebab anak-anak belajar melalui online dan mereka dituntut untuk membuat bahan pengajaran yang dapat dilihat oleh anak di media digital,” jelasnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (2/8/2021).
Untuk peserta didik, mereka dapat dapat belajar dari banyak sumber. Biasanya juga selama ini hanya dari guru saja, tetapi semenjak belajar di rumah mereka jadi belajar dari banyak sumber mencari tahu sendiri. Itu juga yang membuat mereka menjadi lebih mandiri, bisa mencari jawaban sendiri dan belajar mengatur waktu. Meskipun untuk jenjang SD masih mengalami kesulitan belajar mandiri.
Anak-anak juga menjadi terbiasa menggunakan teknologi lebih positif sehingga pandangan mereka tuh menjadi lebih terbuka bahwa digital itu bukan hanya untuk main game atau untuk menonton video saja tapi juga untuk belajar untuk mencari informasi. Guru-guru pun sekarang lebih memiliki kompetensi yang lebih dari biasanya, mereka jadi lebih senang berkolaborasi dengan guru yang lain dengan sekolah atau dengan masyarakat sekitar lain tentu untuk membuat pengajaran bahan materi atau untuk berdiskusi mengenai anak-anak didik dan lain-lain.
Didno menjelaskan, guru harus terus berkomitmen untuk pengembangan pendidikan pribadi, sosial, moral dan budaya siswa. Guru harus pandai menjadi komunikator yang efektif menciptakan pengaruh positif pada perilaku siswa juga harus bisa tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik yang sesuai etika.
“Guru dapat memberi hal positif, harus memperlihatkan fleksibelitas kepada anak murid dan selalu memberikan semangat untuk masa depan mereka. Arahan-arahan yang bukan hanya sekadar mengajarkan pelajaran tetapi memberikan nilai-nilai kehidupan yang lain lebih positif,” jelasnya.
Permasalahan pendidik dan peserta didik saat mengakses internet itu seperti cyberbullying atau perundungan contohnya menyebarkan pesan ancaman menjengkelkan, memakai akun palsu lalu persekusi online atau tindakan main hakim sendiri. Yang harus dihindari oleh para pendidik dan peserta yakni hoaks yang terus merajalela juga ujaran kebencian.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (2/8/2021) juga menghadirkan pembicara Aaron Daniel (Kreator Konten), Mira Sahid (Siberkreasi dan Kumpulan Emak Blogger), Aditianama (Universitas Esa Unggul), dan Ibrahim Hanif sebagai Key Opinion Leader.