Perkembangan teknologi di Indonesia saat ini membuat banyak bermunculan e-commerce. Banyak orang yang membuka toko online dan menjual berbagai barang dan jasa. Banyaknya promo yang ditawarkan para pemilik toko online membuat banyak konsumen terdorong untuk berbelanja.
Selain promo banyak platform online yang menawarkan cashback potongan harga dan gratis ongkos kirim. Ini membuat suatu gaya hidup baru belanja online seperti menjadi solusi terbaik karena Anda tidak perlu lagi keluar rumah untuk membeli kebutuhan.
Agar berbelanja nyaman tetap harus memperhatikan dan tahu cara dan langkah agar saat berbelanja tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Richard Paulana, COO TMP Event mengatakan, jika dulu kita takut dompet kita dicuri oleh pencopet saat kita ke pasar.
Tetapi di dunia digital saat kita berbelanja online, kita bukan hanya khawatir diambil secara fisik dompet kita atau handphone kita. Ada yang tidak kasat mata tidak terlihat namun berdampak sangat berbahaya untuk kita yaitu data pribadi.
“Maka periksa kewajiban, kebijakan privasi situs penyedia, situs web jangan sampai ada poin yang menyebutkan bahwa situs tersebut dapat memberi data pribadi ke pihak lain. Jangan lupa juga baca kebijakan pengembalian dana dan barang jika nanti Anda dapat barang yang cacat atau tidak lengkap,” ungkapnya di webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (2/8/2021).
Mengantisipasi pencurian data itu gunakan beberapa alamat email untuk keperluan pekerjaan, belanja online dan aplikasi-aplikasi lain. Jika kita sering mengikuti acara virtual juga, email terpisah. Intinya jangan hanya memiliki satu email saja. Selalu update password secara berkala, aktifkan autentifikasi dua langkah.
Autentifikasi dua langkah diterapkan di semua akun media sosial juga e-commerce. Sebab ini kan membuat akun kita lebih aman sebab untuk masuk harus melewati SMS pada nomor pribadi terlebih dahulu.
“Hampir sejenis dengan autentifikasi dua langkah, menyalakan notifikasi login biasanya yang punya perangkat lebih dari satu, ketika membuka di setiap perangkat akan ada pemberitahuan. Ini juga berlaku jika ada perangkat di luar perangkat kita yang mencoba masuk karena disetiap pemberitahuan ada juga pencocokan kode,” ujarnya.
Selanjutnya yang tidak kalah penting ialah kode OTP (One Time Password), karena jika data kia sudah bocor sekalipun, tetap jika hacker tidak memiliki kode OTP, mereka tidak akan bisa masuk ke akun marketplace atau melakukan transaksi. Sebagai pengalaman, Richard pernah menerima telepon yang mengatas namakan operator salah satu marketplace. Identitas diri semua benar, tidak ada kecurigaan sama sekali hingga saat terakhir dia meminta kode OTP. Dari situ timbul curiga, Richard pun mengakhiri sambungan telepon. Dia bersyukur masih terselamatkan dari penipuan meskipun kecewa ternyata data dirinya bocor dan hampir digunakan untuk menipu dirinya.
“Jadi, jika ada yang mengetahui seluruh identitas kita, data pribadi yang entah dibocorkan dari mana. Satu hal yang masih dapat kita jaga adalah kode OTP. Kode inilah kunci terakhir kita yang jangan sampai kita beri kepada orang lain. Hanya kita dan Tuhan yang tahu,” jelasnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (2/8/2021) juga menghadirkan pembicara Felix Kusmanto (Dosen dan Peneliti SDM), Dendy Muris (Dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR), Ahmad Rofahan (RTIK Cirebon), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.