Bagaimana cara masyarakat digital berbudaya digital lebih bijak, garisbesarnya ialah kita harus menyatukan budaya Indonesia dan budaya digital. Meskipun di era digital ini semua penduduk global terhubung dengan semua orang di dunia. Namun sebagai masyarakat Indonesia, kita memiliki prinsip dasar budaya digital, dua prinsip yang dikembangkan di era digital ini adalah demokrasi dan toleransi.
Online Entrepreneur, Katherine Jioe menjelaskan budaya digital demokrasi, ada berita yangdatang melalu gawai kita lalu bisa dikomentari. Jadi bukan sistem konvensional lagi, masyarakat digital bukan konsumen pasif namun berperan aktif dalam membentuk dan menyebarkan informasi.
“Misalnya Wikipedia, jika kita mencari apapun akan keluar yang pertama dari Wikipedia. Wikipedia juga merupakan buatan manusia dan bisa kita ganti. Jadi sebenarnya, Wikipedia itu juga bisa salah, makanya mengapa tidak kita membuat hasil riset sendiri,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (25/8/2021).
Jadilah seorang yang demokratis dalam menyampaikan opini di era digital. Namun jangan jadikan dunia digital sebagai alat penyebaran hoaks dan konten negatif. Selain demokrasi, ada juga budaya digital toleransi, Indonesia sebagai negara beragam, kita mengenal Bhinneka Tunggal Ika.
Perbedaan bukan masalah, misalnya berbeda pendapat pun bukan penyebab pertikaian. Toleransi ini kemungkinan sulit dilakukan, karena hingga kini di ruang digital masih saja terdengar mereka yang saling menyinyir karena berbeda pendapat. Era digital ini merupakan tantangan tersendiri untuk membangun dan memupuk persaudaraan dan persatuan tersebut.
“Pengguna kanal digital sangat rentan dengan godaan dan kampanye negatif. Pendidikan yang baik akan mengarahkan mereka untuk membuat pilihan secara bijak. Jika menerima informasi kita perlu mengecek dan terus dicek, bahkan kita harus memiliki riset sendiri untuk meyakinkan hasil dari pencarian fakta kita sendiri,” tegasnya.
Check and recheck itu sangat penting agar kita terbebas dari hoaks dan juga agar tidak menjadi orang yang menyebarkan konten hoaks. Terlebih informasi yang datangnya dari grup di WhatsApp, jangan melihat siapa yang memberi informasinya lantas kita percaya begitu saja.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar juga menghadirkan pembicara Asep Suhendar (Relawan TIK Indonesia), Gunawan Lamri (CEO PT. Kuliner Anak Indonesia), dan Clarissa Darwin sebagai Key Opinion Leader.