Penetrasi pengguna internet di Indonesia meningkat dalam 2 tahun terakhir selama pandemi. Hadirnya internet memberikan manfaat di segala bidang serta memudahkan aktivitas manusia.
Akan tetapi, Mira Sahid seorang penggiat literasi digital mengatakan bahwa faktanya hingga saat ini internet juga menyebabkan beragam permasalahan, seperti hoaks dan kejahatan digital.
“Kita sebagai individu yang lekat dengan teknologi setiap harinya terikat atau terkoneksi dengan partisipasi dan kolaborasi di internet yang begitu luas, kerap kali abai terhadap apa-apa yang melekat dengan keseharian kita,” ungkap Mira selaku pembicara dalam webinar Gerakan Nasinal Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (1/9/2021).
Banyak dari kita yang memiliki lebih dari satu akun media sosial, tetapi tidak mengawasinya dengan baik sehingga terkadang ini bisa menjadi sebuah human eror. Terjadinya human error ini membuka peluang bagi kejahatan digital seperti hacking. Kemudian, banyak pengguna aplikasi yang tidak memperhatikan akses izin, seperti izin kontak, galeri, dan sejenisnya.
Selain itu, terjadinya kejahatan digital seperti phising, social engineering, dan impostor. Menurut Mira, kejahatan jenis ini ialah yang banyak dijumpai. Phising adalah upaya untuk mendapat informasi dengan mengelabui korban. Kemudian, ada rekayasa sosial atau social engineering yang biasanya manipulasi psikolog untuk menguak informasi rahasia korban. Lalu, impostor biasanya mengaku-ngaku sebagai orang lain.
“Kalau mau aman di ruang digital harus repot sedikit. Kalau mau aman enggak bisa nyaman-nyaman banget untuk membatasi hal-hal agar tidak terjadi sesuatu kepada kita. Jangan hanya sekadar tahu tetapi juga paham,” tuturnya.
Dengan demikian, cara Mira dalam menjaga keamanan digital ialah dengan:
1. Mengidentifikasi aset digital
Mengenali akun-akun yang kita miliki di berbagai platform digital. Pilah akun mana yang aktif dan tidak aktif.
2. Melindungi aset digital
Menggunakan password yang kuat, menerapkan 2 factor authentication, kelola password dengan password manager, memeriksa dan mengganti password secara berkala.
3. Deteksi insiden terkait keamanan digital
Email dan password kita memiliki peluang untuk tercuri di internet. Kita bisa mendeteksinya dengan monitor.firefox.com untuk mengecek apakah email kita bocor atau tidak.
4. Respon insiden dengan langkah terukur
Hal ini banyak diabaikan pengguna internet saat ada sesuatu yang mencurigakan dan tidak sesuai di platform digital kita. Kita bisa melaporkan dan sebagainya tergantung kepada panduan komunitas pada suatu platform.
5. Recover kembali akun kita
Factory reset data yang ada pada perangkat kita untuk membuang hal-hal yang tidak terpakai.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Asep Deden Rahmat (Wakil Rektor I UNPI Cianjur), Iwan Kenrianto (Founder Yuk Bisnis Kost & Praktisi Bisnis Properti Kost), Mario Devys (Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia), Mira Sahid (Pegiat Literasi Digital), dan Diza Gondo (Co-Founder & Marketing Sales Relation Little Story Photo).