Pandemi memaksa para siswa dan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Para pendidik menyesuaikan anak didiknya sesuai situasi dan keadaan. Misalnya ada yang pergi ke tempat lebih tinggi untuk mendapatkan sinyal. Ada juga yang harus menunggu beberapa jam kemudian karena gawai dipakai bergantian.
Dian Hartati, pengajar di Universitas Singaperbangsa Karawang mengatakan, ada dua cara pembelajaran online. Pertama, sinkronus merupakan interaksi pembelajaran antara pendidik dan anak didik dilakukan pada waktu yang bersamaan menggunakan teknologi video conference atau chatting. Aplikasi yang digunakan, Google Classroom, Microsoft Teams, Zoom, WhatsApp dan Telegram.
Kedua, asinkronus, pendidik menyiapkan materi terlebih dahulu dan interaksi pembelajaran dilakukan secara fleksibel dan tidak harus dalam waktu yang sama. Misalnya menggunakan forum diskusi atau belajar mandiri. Guru atau dosen memberi penugasan untuk anak didik melalui aplikasi Google Classroom dan Google Drive.
“Peserta didik menjadi memiliki waktu yang banyak untuk dapat mengakses video tersebut. Video kini juga dapat diulang kembali diwaktu yang mereka inginkan,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (13/9/2021).
Dian juga membagikan, elebihan dan kekurangan sinkronis. Kelebihan dari sinkronus yaitu interaksi pembelajaran dapat meningkatkan kedekatan antara pendidik dan anak didik juga teman-temannya yang lain. Bagaimana mereka terhubung dalam satu waktu walaupun mereka terpencar-pencar ada di mana lalu. Kelebihan lainnya adalah tidak ada kesalahan pemahaman ketika anak didik mendapatkan penjelasan dari pendidik. Namun, sinkronus adalah kehadiran anak didik dan pendidik tepat waktu dan bersamaan sehingga dapat menyulitkan penjadwalan.
“Kekurangan sinkronus juga adalah kegiatan belajar mengajar yang tergantung dari kekuatan sinyal dari internet. Biasanya jika mendung atau hari akan hujan atau malah saat hujan besar otomatis sinyal itu menjadi terganggu berarti belajar-mengajar pun akan mengalami gangguan,” jelasnya.
Sedangkan untuk asinkronus kelebihannya adalah fleksibilitas antara waktu pendidik dan anak didik sehingga kegiatan pembelajaran dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing serta waktu yang lebih fleksibel. Mendorong pendidik dan anak didiknya berpikir lebih dalam sebelum mengutarakan pendapat melalui forum diskusi sehingga dapat meningkatkan ketertiban kognitif. Namun kekurangan cara belajar online asinkriminasi. Adanya nilai dalam interaksi dapat membuat pengguna merasa kurang dekat dengan sesama mahasiswa atau murid lama. Kemungkinan terjadi perbedaan pemahaman materi karena kurangnya interaksi langsung.
Webinar juga menghadirkan pembicara Golda Siregar (Senior Consultant Power Character), Aat Indrawati Ridwan (Konsultan SDM dan pegiat pemberdayaan perempuan), Ismita Saputri (pengusaha, podcaster, dosen), dan dr. Wafika Andira sebagai Key Opinion Leader.












