Usaha food and beverages atau kuliner digandrungi di era ini. Kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bersosialisasi menjadi salah satu faktor. Meski di masa pandemi banyak usaha sejenis tutup, namun tidak sedikit juga yang memulainya.
Sebelum memulai bisnis kuliner, Rafi Faudy Saifullah Sjukrie, Founder Tipsea Coffee and Eatery mengatakan kita perlu memiliki tiga dasar pemikiran. Di antaranya target pasar, konsep, dan tempat.
“Tiga hal ini penting dan harus disesuaikan. Misalnya kita punya target milenial usia 23-38 tahun dengan kelas ekonomi A. Maka kita harus bikin konsepnya juga mewah dan letaknya enggak di pinggir jalan,” tutur Rafi dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (14/9/2021).
Setelah ketiga hal tersebut, kita perlu menganalisis pasar serupa. Hal ini bisa dimulai dengan melihat pesaing di sekitar kita untuk melihat keunggulan dan kelemahannya. Ia menyampaikan, minimal sebagai pemilik kita bisa mengumpulkan data analisis tentang pesaing dalam radius 5 kilometer dari tempat usaha.
“Kalau sudah dapat analisis pasar, jangan lupa buat planning dan budgeting. Hal paling penting ketika budgeting, jangan menggampangkan dan jangan asal. Budgeting harus detail apalagi untuk menghadapi situasi pandemi seperti ini,” jelasnya.
Gunakan analisis SWOT dalam usaha yang akan kita jalani. Analisis SWOT ini memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap usaha yang kita miliki. Selain itu, terdapat juga unique selling point usaha kita. Contohnya, terintegrasi dengan beberapa bisnis atau berada di kawasan tempat nongkrong.
Rafi mengatakan, untuk mempromosikan usaha kuliner yang kita miliki, bisa menerapkan konsep 4P (products, price, promotion, dan places). Pertama, products atau produk dibanggakan dengan kualitas yang baik. Kedua, price atau harga sesuai dengan target pasar yang telah ditentukan. Ketiga, promotion atau promosi harus unik. Keempat, places atau tempat harus nyaman dan strategis.
Di samping itu, kita pun bisa menanfaatkan teknologi digital dengan strategi marketing digital melalui media sosial, konten, dan influencer. Media sosial digunakan untuk membangun image, konten untuk mengisi media sosial, serta memakai marketing influencer yang sesuai dengan target pasar. Beberapa platform media sosial yang digunakan di antaranya Tiktok, Instagram, YouTube, dan Twitter.
Ia mengimbau, saat usaha sudah berjalan, tetap lakukan analisis kompetitor sekitar secara berkala. Hal ini membantu kita melihat kelebihan dan kekurangan dibanding kompetitor.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Tetty Kadi (DPR RI 2009-2014), Awaludin Hamzah (Kepala MAN Kota Cimahi), Mardiana RL (Vice Principal in Kinderhouse School), dan Ribka sebagai Key Opinion Leader.