Kini kita sudah masuk ke dalam ruangan yang dapat melakukan banyak hal tanpa mengenal batas ruang dan waktu yakni ruang digital. Untuk menggunakan imajinasi dan kreativitas untuk memanfaatkan ruangan itu beserta sumber daya di dalamnya yang sangat banyak. Pada 10 tahun ke belakang kita masih menggunakan BBM atau Blackberry Messenger kini ada WhatsApp bukan hanya sekadar chatting tapi juga dapat melakukan video call bahkan lebih dari dua orang.
Aris S Ripandi Relawan TIK Sukabumi menjelaskan, melalui WhatsApp seseorang dapat melakukan promosi untuk dagangan. Tidak hanya berpromosi sederet cara yang dapat dilakukan hanya dengan gawai yang terkoneksi internet dapat menghasilkan pundi-pundi tanpa harus jago teknologi informasi (IT). Kita juga bisa berjualan dengan sistem dropship, jika ada pesanan akan dikirimkan langsung dari pemilik produk.
Bukan hanya produk yang dapat kita jual, keahlian seseorang juga. Misalnya bisa menulis kita bisa menjadi penulis lepas hasil karya kita coba untuk masukan ke blog, forum penulis atau grup penulis di Facebook.
“Jika memang tulisan kita misalnya bentuk novel disukai, akan banyak yang membaca dan kita bisa membuat buku. Secara independen atau melalui penerbit, bisa juga e-book. Jika lebih suka menulis hal lain seperti tips, tutorial juga dapat dilakukan ditambahkan ke video di Youtube agar lebih menarik,” ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Rabu (15/9/2021).
Aris juga menyarankan para warga digital untuk belajar wordpress sebagai cara membuat website yang mudah dan gratis. Dari WordPress seseorang dapat mulai belajar membuat website sesuai dengan pengalaman Aris yang dahulu menggunakan WordPress hingga kini ia dapat menjadi web developer.
Pilihan cara lain mendapat penghasilan di ruang digital lainnya ialah dengan mempertemukan ahli IT seperti developer atau desainer website dengan mereka yang butuh jasa IT. Seperti halnya outsourcing yang menyediakan tenaga kerja dengan mereka yang membutuhkan jasanya. Pekerjaan itu hanya membutuhkan komunikasi reputasi yang baik agar kedua belah pihak percaya dengan kita.
Selain itu memanfaatkan media sosial untuk mengumpulkan orang hanya dengan mengandalkan citra kita yang baik. Kini kerap disebut sebagai influencer atau selebgram, membuat konten di media sosial juga dibutuhkan dengan cara sederhana tidak terlalu rumit seperti mengedit foto agar terlihat lebih jelas hingga mengedit video pendek.
“Menghasilkan cuan sambil rebahan memang kini mungkin dilakukan. Sehingga kini tidak salah menyebut jika mereka yang mau berusaha melihat peluang dialah pemenangnya. Meskipun menganggap diri tidak memiliki keahlian digital namun dengan mengandalkan foto yang instagramable di Instagram dan konsisten meng-upload, pengikut kita senang. Ditambah reputasi positif yang membuat banyak brand yang ingin bekerjasama dengan kita,” jelasnya.
Webinar juga menghadirkan pembicara Taufik Aulia (penulis dan kreator konten), Littani Wattimena (Marketing Communication Strategist), Chiara Chiasman (Analyst Merchindiser), dan Shinta Putri sebagai Key Opinion Leader.












