Sepenting apa konten di media sosial untuk melakukan branding? Menurut Diny Syarifah Sany, dosen informatika Universitas Suryakencana yang juga seorang kreator konten, branding di media sosial bisa meningkatkan penjualan. Hanya saja, pebisnis dan pengusaha perlu memiliki skill personal branding.
Branding sendiri memang diperlukan dalam setiap bisnis. sebab perusahaan harus membuat produk yang dijual atau disajikan ini diingat oleh konsumen. Identitas dari produk tersebut melekat pada konsumen sehingga ini menjadi pengenalan produk.
Ia mencontohkan personal branding yang dilakukannya di channel YouTube mengenai Informatika dan mengenai coding developer. “Saya juga sering membuat konten mengenai belanja hemat. Branding yang saya lakukan adalah saya konsisten untuk membuat konten, kemudian saya juga kerap bagikan sertifikat saya kalau memang saya ini memiliki keahlian di bidang Informatika. Sedangkan untuk belanja saya juga membuktikan secara langsung, kalau saya bisa mencari barang-barang yang murah di marketplace dan sangat berguna sehingga bisa dijadikan contoh oleh yang lain,” jelasnya di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital di Kabupaten Cianjur, Senin (27/9/2021).
Karena konsistensi isi konten tersebut menjadi identitas Diny di ruang digital sebagai seorang ahli Informatika yang juga seorang perempuan yang jago belanja barang murah di marketplace.
Branding itu dapat membantu pengenalan merk, meningkatkan nilai bisnis menghasilkan pelanggan baru menciptakan kepercayaan di dalam pasar dan mendukung efektivitas iklan. Cara branding lewat konten pertama harus tahu tujuan branding sesuatu yang beda yang menjadi ciri khas dari produk kita.
“Misalnya ingin membuat cilok sehat kita membuat cilok tanpa MSG dan juga menggunakan sari-sari dari sayuran. Cilok mengandung vitamin dari sayuran. Jadi ketika kita membuat konten media sosial itu harus berhubungan dengan segala sesuatu makanan yang sehat termasuk mengkonsumsi cilok sehat,” jelasnya.
Diny menyarankan untuk memiliki minat atau passion khusus saat membangun personal branding di media sosial. Jika memiliki minat foto, kita dapat menjadi dapat mencitrakan diri sebagai seorang fotografer.
“Karena, kedepannya kita akan harus selalu membuat konten yang konsisten. Jika kita kurang menyukainya atau bukan passion kita maka ini akan sulit untuk menyentuh personal brandingnya,” katanya.
Selain passion, kita perlu menentukan target pasar. “Lebih baik pasar yang kecil dahulu tapi kita kuasai dibanding berada di lautan tapi masih jadi ikan kecil,” lanjutnya.
Tentukan platform yang diinginkan, kalau bisa sudah dikuasai juga sehingga mudah saat membuat konten. Terakhir, membranding di media sosial dengan konten itu memang harus konsisten, sesering mungkin menyajikan konten.
Webinar ini menghadirkan pembicara lain, Lia D Najib ( Art Content creator), Aat Indrawati Ridwan (psikolog), Nindy Tri Jayanti ( entrepreneur) dan Aflahandita sebagai Key Opinion Leader.