Dalam bisnis digital terdapat alur penjualan yang juga sama dalam bisnis di luar jaringan. Dalam alur penjualan ada awareness, interest, decision dan action.
Ryzki Hawadi, founder Attention Indonesia sebuah marketplace untuk ekosistem event mengatakan, terkadang saat memiliki bisnis online diwajibkan menggunakan influencer untuk mempromosikan. Sebenarnya sebelum itu dilakukan, harus paham dulu menggunakan influencer itu kita sedang berada di tahap mana.
“Jadi alur penjualan ini bentuknya seperti corong, corong paling atas itu lebih besar. Wadah besar layaknya mengumpulkan kumpulan ikan yang berbeda-beda semakin ke bawah ikannya semakin spesifik,” jelasnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (08/10/2021).
Ryzki menegaskan, 80% konsumen itu akan membeli produk setelah terjadi 5 kali follow up. Bagaimana kalau ternyata kita membuat konten saat di tahap awareness ini menjadi follow up yang pertama. Pada tahap awareness, kita dapat membuat konten di Instagram, Tiktok atau YouTube lalu diperkuat dengan Facebook ads, Google ads ataupun Tik tok ads.
“Kalau saya menggunakan Facebook ads. Facebook ads ini saya perkuat dengan website. Saya bangun dari WordPress dan fitur elementor. Untuk membangun website ini tutorialnya ada di YouTube. Seminggu belajar akan jago membuat website sendiri ini,” jelasnya.
Selanjutnya, akan ke form order supaya kita tahu nama, email, nomor HP konsumen. Kalau di tahap ini mereka langsung beli dan transfer kita bersyukur. Tetapi kadang orang sudah mengisi form tapi mereka lupa membayar atau tidak jadi membeli. Ryzki menyarankan, kita bisa memberikan promo kalau mereka tidak mau juga tidak membayar kita dapat menawarkan produk lain.
Tahap action ini paling penting mengingatkan kembali orang yang sudah mengisi data. Mereka bisa diingatkan lagi mengenai kita melalui email marketing telemarketing atau juga WhatsApp kita dapat mem-follow up mereka.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Meylani Pratiwi (Relawan TIK Jawa Barat), Herman Pasha (Senior Trainer & Coach), Ria Aryanie (Praktisi Humas dan Komunikasi), dan Clarissa Purba sebagai Key Opinion Leader.