Menjadi pengguna internet yang beradab itu adalah melaksanakan penggunaan sumber daya online dan diterima oleh pengguna lainnya. Dikenal juga dengan netiket, seperangkat aturan untuk perilaku online yang dapat diterima.
Salah satu contoh netiket adalah tidak memfitnah, tidak menjiplak karya orang lain, dan memverifikasi fakta sebelum mem-posting ulang. Jangan terlalu sering menggunakan emoticon.
“Mencegah persepsi yang tidak sesuai dengan apa yang dimaksud. Menghormati privasi orang lain, berbahasa benar dan beretika di ruang digital,” ujar Editya Nurdiana, dosen Universitas Gunung Djati saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (25/10/2021).
Salah satu penyebab tawuran antargeng anak muda adalah karena media sosial. Artinya ketika media sosial atau digunakan tidak pada tempatnya, tidak menggunakan etika terjadi perang antargeng. Etiket lainnya ialah kita jangan mengungkapkan pendapat yang ofensif atau menyerang sesuatu hal yang bersifat agresif. Karena itu bisa memunculkan konflik yang berkepanjangan apalagi jika sudah membawa kelompok mereka.
Kita harus bijak berkomentar di ruang digital seperti mengirim spam yang tidak diinginkan. Spam yang dimaksud ialah mengirimkan pesan kepada orang lain dengan terus menerus dan dalam jumlah yang masih tanpa dikehendaki oleh penerimanya. Dalam mengirimkan pesan juga kita harus selalu memeriksa pesan tanggapi dengan baik dan sesegera mungkin. Tidak mem-posting gambar-gambar atau komentar pribadi yang memalukan.
Di dalam ruang digital juga kita harus menciptakan ruang yang aman dari kekerasan seksual online. Sangat banyak sekali pelecehan seksual terjadi di media sosial bentuknya bisa saja membagikan gambar dan video yang tidak senonoh.
“Jika orangnya tidak tahu atau tidak melihat tapi secara nuraini dan moral kita kita telah melakukan sebuah tindakan yang sangat tidak terpuji di ruang digital,’ tambahnya.
Jika kita tidak dapat menjaga ruang digital, maka akan jauh dari pelecehan seksual dan dapat membuat seseorang merasa terancam. Korban pelecehan akan mengalami akibat psikologis seperti down, depresi, dan merasa diskriminasi. Maka ketika menemukan hal-hal seperti itu kita harus memiliki hati nurani. Hati nurani kita turunkan dalam bentuk etika dengan tidak merendahkan atau menjatuhkan orang lain. Ruang digital lebih baik digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat ataupun menghasilkan.
Webinar juga menghadirkan pembicara, Febriyanti Kristiani (Owner @vitaminmonster), Aditianata (dosen Esa Unggul), Eko Prasetyo (Co-Founder Syburst Corporation), dan Diza Gondo sebagai Key Opinion Leader.