Deloitte sebuah jaringan penyedia jasa profesional multinasional mengungkap Industri digital ekonomi Indonesia bersiap tumbuh menjadi USD133 juta dalam lima tahun kedepan. Prediksi dari World Bank, Indonesia akan menjadi pusat ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2030 dengan kebutuhan sekitar 9 juta talent yang paham akan digital skills.
“Sekarang saatnya kita menambah ilmu-ilmu yang relevan agar bisa mengambil peluang di era digital ekonomi,” kata Dee Rahma, seorang Digital Marketing Strategist saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin (8/11/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan segala peluang dari digital ekonomi tersebut ada tantangan karena ketersediaan suplly talent digital digital masih perlu ditingkatkan, untuk menekan kesenjangan keterampilan. Dengan kebutuhan talent yang masif nantinya, sejak sekarang masyarakat sudah harus menambah digital skill tak hanya untuk browsing saja namun keterampilan digital tingkat lanjut.
Kebutuhan mendesak peningkatan digital skills saat transformasi bukan lagi menjadi pilihan namun skillset yang wajib dikuasai. Dimulai dari digital skills yang dasar seperti kemampuan literasi digital berupa kemampuan kreatif, kritis, paham etika, dan keamanan digital.
Berlanjut di fungsional skills dibutuhkan orang yang mahir menggunakan perangkat digital, melakukan kolaborasi virtual. Berlanjut ke specialist digital skills ada kemampuan digital marketing, Artificial Intelligence (AI), machine learning, big data analytics, blockchain, dan cyber security. Selain itu digital skills di abad 21 bukan hanya menyangkut pengetahuan, keterampilan, tapi juga work habit attitude.
Webinar menghadirkan pula nara sumber seperti Goretti Meiliani, Project & Planning Section Head Binus Group, Shandy Susanto, Dosen di Podomoro University, Mardiana R.L, Vice Principal in Kinderhouse Pre-School, dan Louiss Regi, seorang Content Creator.












